Chapter 0:

Jadi tolong jelaskan! Kenapa kita berada di situasi ini?

The Triple Date


Senin, 15 Juli 2013. Tanggal dimana Siswa-siswi Sekolah Menengah Atas Mentari Jaya masuk kembali dari libur naik kelas mereka.
Suasana di sekolah terasa sangat ramai terutama saat jam istirahat. Siswa siswi bertukar cerita tentang liburan mereka, tentang kejadian yang mereka lewati selama 3 minggu berlibur.
Ada cerita duka, ada pun cerita suka, semuanya terdengar di seluruh lorong sekolah. Suasana pun berubah disaat suatu peristiwa terjadi yang melidas tiga perempuan dan tiga laki-laki terkenal di sekolah.

Dari luar terlihat seperti mereka sedang bertengkar karena satu dari kedua grup sedang beradu argumen dengan suara yang keras. Suara tersebut membuat banyak orang berkumpul dan menonton kejadian tersebut.
"Eh, itu Armando dan Ryu kan?"
"Benar. Mereka berdua kenapa?"
Semakin banyak siswa dan siswi berkumpul disatu tempat hingga membuat lorong tersebut penuh dengan anak SMA.

"KAMU YANG SEHARUSNYA LIAT-LIAT KALO JALAN!" teriak perempuan yang bernama Ryu itu.
"Jujur ye! Lu nggak layak ngomong gitu. Lu sendiri ngelanggar peraturan sekolah", dengan tangguh laki-laki yang bernama Armando itu menegur Ryu.
"Udah Arji. Kita juga ada salahnya, biarin mereka..." kata salah satu teman Armando tetapi kata-katanya diselak oleh Ryu.
"APAAAA! MEMANG PERATURAN APA?"
"Ruko! Udahlah kamu yang salah juga", teman Ryu menggenggam tangannya dan melanjutkan kalimatnya, "Kamu lari-lari dan nggak liat jalan saat berada dipertigaan lorong ini."
Ryu menoleh ke temannya dan menentang, "Waeee, Luna, kamu membela mereka?"
Teman Ryu, membenarkan kacamatanya dan menarik tangan Ryu. Ia berbisik ke Ryu, "Kamu ini pembuat onar tau. Kamu nggak sadar apa ya kita udh bikin membuat lorong ini jadi terhambat."

Sementara itu, salah satu teman Armando berkata, "Kamu jangan terlalu blak-blakan atuh, Arji. Kasihan juga cewek kalo ditegornya kayak gitu."
Armando membersihkan bajunya dengan mengusap debu-debu dibajunya dan setelah itu berjalan mendekati temannya dengan kedua tangannya disaku, "Jangan kayak gitu Jo. Kalo orang salah tuh ditegur, cewe, cowo", Armando merangkul temannya dan melajutkan kalimatnya, "Mereka harus tau kesalahan mereka. Plus, maksudmu apa tadi, Bim. Memangnya kita salah apa?"
Lalu temannya Armando memegang kacamatanya dan berkata, "Aku dan Joko kan tadi membuatmu penasaran. Lalu dengan tidak sengaja membuatmu berjalan mundur didepan kita."
Armando dan teman lainnya menatap temannya yang satunya lagi dengan wajah lelah, Armando pun menegur, "Bro, lu teliti amet sih."

Ketiga perempuan itu mendengar setiap kata-kata yang dilontarkan dari ketiga laki-laki tersebut, membuat Ryu bilang, "Hey! Denger kan, Luna. Mereka salah juga."
"Udah lah kita sama-sama salah. Kenapa sih nggak suka mengakui kalau kamu salah?"
"...Ya... Aku..." Ryu tidak bisa menjawab.
"Nah kan. Kamu itu orangnya kayak gitu. Makanya nggak punya pacar."
Dengan muka shock, Ryu dan teman yang satunya lagi berteriak, "LUNA!"
"Apa? Benerkan?" Luna menengok Ryu dan teman lainnya dengan gerakan cepat.

"Heh. Pacar." Armando menghela seperti sedang meledek ketiga perempuan tersebut.
Temannya yang bernama Joko menyenggol perutnya dan berkata, "Kamu juga bodoh. Memangnya sejak kapan saat kita di SMA bisa selama ini, dalam tanda kutip, bertukar pendapat dengan cewek. None. Nggak pernah."
Armando menerima senggolan Joko dan memegang perutnya yang kesakitan. Ia membuat dirinya lebih enak berdiri dan menjawab Joko dengan muka kesal, "Untuk apa kita dapet cewe. Hidup aja udah susah!" serunya itu membuat beberapa orang disekelilingnya tertawa. Ia pun berpikir dikepalanya, dasar penonton aneh.

Hal yang baru saja disampaikan oleh Armando diterima oleh ketiga perempuan tersebut. Luna pun berucap dengan muka lelah hidup, "Buset! Kamu blak-blakan amet."
Teman Armando yang berkacamata pun membalas, "Bener kan?"
Joko membalas Luna juga, "Noh kan, Ji! Nih cewek aja langsung ngerasa ilfil sama kamu."
Armando merasa kalah membuat muka kesal dan berbalik badan. Ia berkata, "Aku ini udah sempurna", setelah ia mengatakan itu, ia bebalik kembali tapi dengan mengusap poninya keatas. Lalu Ia berkata, "Cewe aja kepek-kepek liat aku."
Tak lama setelah ia melakukan gerakan tersebut, semua perempuan dilorong tersebut, termasuk ketiga perempuan yang berbicara dengannya mengeluarkan darah dari hidung mereka seperti shotgun.

Menutup hidupnya, Ryu membalas Armando dengan mengatakan, "Bangsat! Kamu kira aku bakal jatuh hati sama cowok yang kaya kamu!"
Armando dengan muka senang dan tersenyum lebar berkata, "Lihat kan! Aku nggak perlu banyak melakukan hal yang aneh-aneh untuk mendapatkan cewek. Cukup satu gerakan saja udah bayak yang mimisan."
Kalimat itu membuat seluruh laki-laki dilorong tersebut memberi nilai buruk pada Armando. Hal ini pun menjadi lebih rumit saat Luna dengan lantang berkata, "Orang narsis seperti kamu nggak layak disekolah ini. Bikin nama baik SMA Mentari Jaya jelek aja."
Semua orang dilorong itu pun, langsung beradu gossip dan bikin keadaan menjadi lebih panas.
Joko menghampiri Arji dan berbisik, "Bro, sebaiknya kita pergi sekarang. Jangan bikin reputasi kita di sekolah ini jelek. Nanti..."
Sebelum selesai berbicara Armando merangkul temannya dan berkata dengan lantang, "Memang ada sekolah elit di Jakarta yang semua anaknya baik-baik? Penabur, Negeri, sama Binus aja banyak anak yang nggak benernya. Mentari Jaya punya anak-anak yang kaya aku juga banyak tuh. Apalagi yang nongkrongnya deket-deket parkiran motor. Jadi untuk apa kita jadi anak teladan dan baik. Lawannya juga sama kaya kita."

Pernyataan itu membuat Luna kesal. Dia berdiri tegak dan menghampiri Armando. Yang tadinya bermuka senang tersenyum lebar, berganti menjadi bingung dan takut. Armando pun berucap, "Eh... Elu.."
Dengan lantang Luna menarik telinga kiri Armando dan berteriak, "JUSTRU KITA HARUS JADI ANAK TELADAN BIAR ORANG-ORANG MELIHAT SEKOLAH KITA YANG PALING TERBAIK. KAMU KEPALANYA DIGUNAIN NGGAK SIH?"
"Adaw, adaw, adaw. Sakit!! Bimo! Joko! Bantu aku, aaaah!"

Joko, Bimo dan Ryu berusaha melerai kedua pihak dari pertikaian.
Sementara itu, peremuan yang ketiga, teman dari Ryu dan Luna terdiam sambil melihat semuanya terjadi dengan muka yang agak oon. Ia menyaksikan dengan seksama bahwa semua pihak memiliki kemistri yang sangat bagus.
Ia berpikir dibenaknya sejak Luna dan Armando menyebutkan kata pacar, Pacar... pacar? Apa benar kita nggak bisa punya pacar karena sifat kita? Barusan cowo yang namanya Arji itu juga membuat cewe klepek-klepek. Apa itu tanda cinta?

Lalu, tidak ada angin, tidak ada air mengalir, perempuan itu menegaskan, "Hey! Bagaimana kalo kita melakukan eksperimen?"
Kedua temannya, kelompok Armando dan seluruh siswa-siswi di lorong berdiam. Dan dimomen itulah semuanya berubah. Yang akan dikatakan perempuan ini akan membuat seluruh kehidupannya, kedua temannya dan ketiga laki-laki tersebut berubah.

"Kita pacaran yuk!"
Semuanya yang berada dilorong tersebut memerlukan beberapa detik untuk menerima pernyataan itu. Dan saat pernyataan itu masuk keotak mereka, semuanya berteriak, "HUUUUUUHHH??????!!!!"
Perempuan itu pun kebingungan dan bilang, "Eh? Aku salah ngomong apa?"

Status:
All Single -> All Taken

MyAnimeList iconMyAnimeList icon