Chapter 17:

-Sijay- Sir Chris John III versus Arji! Pertandingan sengit!

The Triple Date


Hari selasa pun tiba, dan jam pelajaran olahraga gabungan kelas sebelas MIPA pun dimulai. Guru yang mengajar kelas berseru, "Baiklah anak-anak, seperti minggu lalu kita akan melakukan pemanasan untuk lima menit dan setelah itu bapak kasih kalian waktu untuk main sesuka hati kalian."

Dalam lima menit tersebut, semua murid sebelas MIPA melakukan pemanasan dan seketika itu juga banyak perempuan melihat kedua laki-laki yang melakukan pemanasan bersebelahan.

"Oh Em Ji. Itu Armando kan? Oh ya tuhan, aku tidak sabar melihatnya bermain basket lagi."
Sementara itu dikerumuan yang lain, "Itu Christoper Jonathan, kan? Kemaren dia dan Armando menyatakan pertarungan duel satu lawan satu. Dan kalau nggak salah taruhannya Sirluna."
"Iya. Iya. Gile, setelah ngomong gitu, kelas gue jadi kaya badai dah. Cowo-cowonya pada udah kayak monyet denger gitu."
"Terus, terus. Mereka katanya mau duel gimana?"
"Nggak tau dah. Mereka cuman bilang duel tapi nggak tau mau ngapain."

Selesainya pemanasan, siswa-siswi kelas sebelas MIPA berkumpulan untuk menonton pertandingan Arji dan Sijay Sir Chris John III. Dikarenakan kelas gabungan tersebut, dari ke enam pelajar hanya berkumpul empat diantaranya, yaitu Arji, Miya, Luna, dan Ruko. Ketiga perempuan tersebut berkumpul jauh dari kerumunan tersebut dan mereka ngobrol tanpa mempedulikan Arji.

Luna memulainya, "Aku yang buat masalah lagi ya?" dengan muka sedih.
Ruko menjawab, "Biangnya bukan kamu, Luna. Yang mulai tuh Joko."
Luna berpaling dari lantai ruang olahraga menghadap Ruko dan ia bertanya, "Huh? Kok bisa dia?"

Ruko berseru, "Joko memberi tahu kalau kalian bertiga di kelas MIPA C, makanya dia langsung pergi ke kelasmu."
Luna membalas, "Itu tidak membantu, Ruko."
Miya berdiri dari duduknya dan berkata, "Aku mau liat pertandingan mereka sebentar. Mau ikut?"
Ruko membalas, "Oh boleh."
Sedangkan Luna menjawab, "Enggak deh, nanti aku bermasalah lagi."
Miya bertanya lagi untuk meyakinkan, "Serius, Lun."
Luna menjawab dengan tegas, "Iya, aku tunggu dan duduk disini saja."

Miya dan Ruko berjalan menuju keramaian ditengah lapangan indoor, sedangkan Luna duduk dilantai dekat pintu masuk lapangan dan menonton dari kejauhan.
Suasana makin sengit dimana para perempuan bahkan laki-laki ikut menonton untuk menyemangati kedua belah pihak. Suara yang paling terdengar dari kerumunan tersebut adalah Armando.

Ada beberapa yang menyemangati Sijay Sir Chris John III tetapi hatinya tidak nyaman karena, Eughh, kenapa kalian semua menggunakan nama jelek itu? Gunakan nama yang pantas dong.
"Hey! Serius nih? Keganggu sama...", Arji berseru dan melakukan gaya tanda kutip, "Nama jelekmu itu?"
"Hah! Aku tidak akan terganggu dengan apapun!" Seru Sijay Sir Chris John III dengan menunjuk Arji.
Arji kembali meledeknya, "Oh ya, kah? Jadi kamu nggak napa-napa aku panggil Sijay?"
Sijay Sir Chris John III pun frustrasi dan berseru, "Diam kau, peasant!"

Walau wajah tetap tenang, pikiran Arji berseru, Ampas! Dipanggil peasant lagi.
Dengan tegas Arji berseru, "Kalau begitu kita mulai dengan basket! Olahraga yang paling gua bisa. Kita lihat kalo lu bisa tandingin gua atau nggak?"
Sijay Sir Chris John III terlihat gelisah dan itu membuat Arji meldeknya lagi, "Takut kalah?"
Sijay Sir Chris John III mengambil nafas dan menjawab, "Aku kurang jago tapi aku yakin akan kemampuanku. Maka dari itu, BRING IT ON!"

Sorak meriah terdengar, Arji dan Sijay Sir Chris John III bersiap untuk duel. Suara pluit ditiup menandakan pertandingan dimulai. Arji dengan kemampuannya melompat tinggi saat bola basket dilempar keatas, membuatnya menggenggam bola tersebut terlebih dahulu. Sijay Sir Chris John III melompat juga tapi kalah tinggi.

Dengan sengit pertarungan satu lawan satu mereka, menimbulkan guncangan yang dahsyat karena setiap murid yang menyemangati mereka saling melompat dan membuat ruang disekitar sedikit bergetar.

Luna mereasakannya dan mengomentarinya, "Astaga, perang satu lawan satu aja bisa gini. Apa lagi dilapangan sepak bola. Gile, ya, penggemar Arji. memang apa hebatnya sih dia." Luna pun berdiri karena dia ingin merasakan guncangannya lebih sedikit.

Saat dia berdiri dia melihat Arji melompat tinggi untuk melempar three pointer. Tanpa sadar, Luna terpukau akan keterampilannya Arji dan Luna melihat kilauannya yang dipantulkan dari keringatnya.

Waktu pun berakhir dan Arji memenangkan satu lawan satu dengan Sijay Sir Chris John III. Keramaian pun berteriak dan sorakan "Armando" terdengar kencang. Arji membenerkan poninya dengan cara mendorong rambutnya keatas dengan tangan kanannya dan keringatnya muncrat tinggi ke atas membuatnya terlihat bersinar karena cahaya yang terpantul dari keringatnya.

Sijay Sir Chris John III berseru kenacang, "Tunggu...  huh... huh... Olahraga lain! Aku ingin kita main dodgeball! Kemampuanku...! Olahraga... kesukaan huh... ku", sambil mengambil nafas.
Arji melihat Sijay Sir Chris John III kelelahan dan berseru, "Serius nih? Lu nggak kecapean?"
Sijay Sir Chris John III mendengar itu seperti taruhan dan dia pun berdiri tegap sambil berseru, "Huh! Cape? Siapa yang cape?"

Arji mulai merasa kasihan untuk Sijay Sir Chris John III tapi Sijay Sir Chris John III memaksa jadi dia ikutan rencananya. Sijay Sir Chris John III pun berseru, "Gimana... peasant? Kamu masih... kuat... taruhan?"
Awalnya sih gitu, tapi setelah mendengar Sijay Sir Chris John III memanggilnya peasant lagi, Arji membara dan berteriak, "Awas ya lu! Gua bakar lu hidup-hidup!"

Keramaian mulai tambah kencang dan mereka pun melanjutkan duel satu lawan satu mereka dengan permainan dodgeball.
Luna yang heran mendekati dan Ruko melihatnya berjalan mendekati. Ruko berseru, "Weh, kirain pengen duduk aja disana."
Luna dengan muka datar berseru, "Gempa saat kalian berlompatan ngeganggu duduk santaiku. Aku ikut nonton aja lah."

Miya tidak sadar kalau dibelakangnya ada Luna. Saat Miya melangkah mundur dia tidak sengaja membuat dirinya dan Luna terjatuh. Arji dengan insting mendengar kedua dari perempuan itu dari kerumunan. Ia menengok dan melihat Miya dan Luna jatuh. Ia berseru, "Weh kalian, nggak apa...", sebelum dia selesai, bola dodgeball yang dilempar oleh Sijay Sir Chris John III pun mengenainya.

Sijay Sir Chris John III merayakan kemenangannya denga bergaya dan berseru, "Huh! Tidak fokus dengan permainan kamu bakal kalah. Peasant!"
Tanpa memperdulikan Sijay Sir Chris John III, Arji mendekati Luna dan Miya. Ia berseru, "Kalian nggak apa-apa?"
Miya dan Luna melihat Arji yang berdiri didepan mereka, mereka pun berseru, "Kami nggak apa-apa...", setelah itu Luna langsung berseru, "Udahlah sana! Kenapa urusin kami? Kamu baru aja kalah gara-gara..."
Arji menyela Luna dengan berkata, "Gua masih bertanggung jawab sebagai pacar disini. Gua nggak akan pikirin si bodoh itu sampai gua tau lu pada baik-baik aja", sambil memberikan kedua tangannya.

Semua orang terkejut seberapa lembutnya Arji kepada Miya dan Luna. Sijay Sir Chris John III melihat itu berhenti mengejek Arji, tetapi dia tetap menawarkan untuk bermain, "Kau tahu? Aku kasian padamu. Bagaimana kalau pertandingan yang terakhir? Pemenang mengambil semuanya."
Arji mendengar itu saat menarik bangun kedua pacarnya, "Badminton."
Sijay Sir Chris John III bertanya kebingungan, "Apa?"
"Pertandingan terakhir kita! Kita main badminton", seru Arji disaat ia membutar badannya melihat Sijay Sir Chris John III.

Sijay Sir Chris John III dengan senang menerima itu, "Oke. Ayo!"
Mereka pun menyiapkan net, raket, dan kok yang perlu digunakan. Saat pluit ditiup pertandingan pun dimulai. Keadaan tegang pun mengitari kedua pelajar tersebut. Dalam 15 menit, keadaan sekitar semakin tegang disaat kedua laki-laki itu terlihat kecapean.

Sijay Sir Chris John III berpikir, Ah sial. Aku hampir kehilangan tenaga tapi aku... harus... menang. Aku... aku... Ahhh... Dan dia pun terjatuh kecapean.
Arji melihatnya dan tidak menerima pukulan terakhir darinya, melainkan dia mendekati Sijay Sir Chris John III dan berseru, "Lu Wibu kloset, Jay. Gua tahu kalau lu nggak punya badan yang bugar. Gua tawarin buat selesai, lu malah maksa. Sekarang lu rasain tuh, salah lu sendiri."

Setelah itu Sijay menyatakan kalah dan membuat kerumunan diruangan tersebut berteriak girang karena Arji menang. Tidak hanya itu, Author pun dapat menulis nama Sijay dengan normal kembali dan membuat kutukan penulisan namanya yang terlalu panjang terlepas.

Disaat semuanya merayakan kemenanga Arji, dirinya berjalan mendekati Miya, Luna dan Ruko. Ketiga perempuan itu kebingungan. Luna pun bertanya, "Kenapa? Kamu ap... Waaah!" sebelum selesai bertanya, Arji merangkul ketiga perempuan itu, Miya berada di kiri, Ruko berada di tengah dan Luna ada di kanan.
Ia pun berseru, "Denger ye, awas lu macem-macem sama cewe-cewe gua. Gua mampusin lu kayak Sijay."

Dari pandangan perempuan Arji terlihat jantan dan tangguh, namun dipandangan laki-laki, Arji terlihat sombong dan sok kuat. Hal ini membuat ketiga perempuan itu berwajah merah, tetapi Luna mengeluarkan reaksi lain, "Kam... Elu ya. Kalo mau peluk gua...", sebelum menyelesaikan kalimatnya Luna menonjok dagu Arji dan membuat Arji terlopat ke belakang, "JANGAN PAS KERINGATAN NAPA!!! BAAUUUUUU!"
MIya dan Ruko pun berteriak, "AAAAARRRJIIIII"
Arji berseru sebelum menutup mata, "Anjirlah, padahal gua udah menang, dikasih hadiahnya ginian", akhirnya dia pun pingsan.

Saat Arji sadarkan diri, dia berada di UKS. Dia duduk dari ranjang dan melihat Luna sedang duduk disebelahnya dengan tangan dan kaki dilipat.
Luna berseru, "Ma... maap", sambil membuang muka.
Lalu dia melanjutkan, "Gua nggak nyangka lu bakal sejauh ini buat gua."
Arji membalas dengan bahasa inggris, "I'm a man of my word."

Luna menatap Arji dan Arji melanjutkan, "Lu kira gua apa? Jangan salah ya! Walau gua ini orangnya narsis atau apalah yang lu bilang, gua masih punya hormat terhadap janji gua sama orang lain", ia berhenti sementara, memalingkan muka, dan melanjutkannya dengan malu serta muka merah, "Terutama pacar gua."
Luna kaget atas pernyataan Arji. Ia berdiri dan berjalan menuju ke pintu UKS dan berseru, "Ya udahlah, cepet sembuh ya. Sekali lagi, maap karena udah mukul elu. Kali ini gua yang salah, nanti gua bayar apa aja yang lu pengen... pas kita nge-date lagi."

[Cursed has been purified]
Sijay's name is not (Sijay Sir Chris John III) anymore

Quest/Goal:
Main: Having Fun
           - Get a new room for the club. ✓
           - Keep Luna Safe ✓
Side: [Redacted]

Affection:
Sijay to Luna: ↡ 60
Arji to Luna: ↟ 10

1st Cover

The Triple Date


MyAnimeList iconMyAnimeList icon