Chapter 16:

Beri jalan untuk -Sijay- Sir Chris John III, pemain baru di cerita ini!

The Triple Date


"Luna! Kita harus bicara!" Seru Arji dan Miya pada jam istirahat.
"Uehh?! Kenapa? Ada apa? Kalian berdua cepet banget ke kelasku. Bel juga baru berbunyi", seru Luna yang terkejut atas kedatangan Arji dan Miya yang secepat kilat.
"Luna, lu perbaikin temen gua yang rusak.", seru Arji, "Lu apain tuh anaaaak... aduh, aduh. Miya, kenapa aku dicubit?" tetapi diberhentikan oleh Miya dengan cubitannya di samping perut Arji.

"Yang sopan atuh! Kita ngambil waktu Luna buat ngomongin ini, kamu malah ngomongnya kaya gitu! Nanti kalian berantem lagi malah jadi panjang urusannya", seru Miya sambil menaru tangan kirinya ke pinggang dan tangan kanannya menujukan telunjuk kepada Arji.
Kedua belah pihak sepakat dengan berpikir, Tumben Miya jadi bijak.

Setelah Arji dan Miya menjelaskan apa yang terjadi tadi pagi, Luna menyarankan, "Kita makan disini saja berarti."
Arji bingung dan bertanya, "Huh? Solusi macam apa itu?"
Luna berseru, "Lu udah janji kan? Tepati janji lu!"
Arji berkelas kepala, dipikirnya, Kutu kupret lu, Luna.

Sementara itu di kantin, Sijay Sir Chris John III memasuki ruang kantin dengan gaya yang enggan dan berseru dengan nada nyaring, "Oh saudara saudari sekalian. Apa kabar kalian?"
Semua perempuan berkilau-kilau sedangkan laki-laki merasa jijik dan merinding.

Tanpa basa-basi, Sijay Sir Chris John III langsung berjalan mencari Arji. Dia menarik tangan salah satu perempuan yang berjalan dekat dia, lalu melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan terhadap Miya. Dia pun bertanya kepada perempuan itu, "Oh gadis yang manis, apa kau melihat anak muda Armando?"
Perempuan itu mendapatkan gairah yang membuatnya sulit untuk menjawab, "Eh... anu... aku be... belum liat... dia ke kantin. Ta... tapi aku liat teman-temannya disebelah sana", dan menujuk ke arah meja Bimo, Joko dan Ruko.

Setelah mendengar jawaban sang perempuan tersebut, Sijay Sir Chris John III pun menariknya dan membuat perempuan itu berputar seperti penari ballet dan berseru, "Terima kasih, gadis manis."
Perempuan itu pun berseru, "Sa... sama-sama."

Sijay Sir Chris John III pun berjalan menuju meja itu. Disaat yang bersamaan, Ruko bertanya kepada Joko dan Bimo, "Eh, pada kemana sih tiga anak itu? Biasanya mereka bertiga duluan dari aku."
Bimo berseru, "Ada urusan kali."
Secara bersamaan Joko menjawab, "Mungkin bicara tentang Sijay."

Sijay Sir Chris John III mendengar itu, mengagetkan ketiga pelajar tersebut dan berseru, "Oh tuhan! Ada orang rendahan memanggilku dengan nama busuk itu lagi". Sijay Sir Chris John III jatuh dan bersujut dengan kedua lututnya dan menahan badannya dengan tangannya di meja ketiga pelajar tersebut.

"Uwaaa!", Seru Ruko terkejut, "Kamu bilang apa? Nama busuk? Bukannya itu namamu. Kenapa bisa busuk..."
Sebelum menyelesaikan kalimatnya, Sijay Sir Chris John III menutup mulut Ruko dengan telunjuk kanannya. Ia berdiri, mendekati mukanya, dan berkata, "Oh wahai tan princess. Wanita atlit terhebat di kelas sebelas. Wanita tercantik ketiga di kelas sebelas. Aku sudah berubah dan bukan pengecut seperti manusia bernama Sijay tersebut. Namaku adalah Sir Chris John III."

Dengan muka kebingungan, Ruko bertanya, "Sir... Chris... John... The Third?"
Muka Sijay Sir Chris John III terasa tertampar dan dia pun memalingkan muka, membelakangi ketiga pelajar tersebut. Ia berseru sambil berduka, "Oh wahai dewaku, aku tidak siap mendengar seorang wanita cantik salah memanggil namaku."

Tanpa basa basi, Joko berseru, "Ruko, dia bilang III bukan the third."
Sijay Sir Chris John III melihat Joko dan menunjuknya. Dia berseru, "Oh, aku tidak menyangka seorang rendahan sepertimu mengerti apa yang kumaksud."
Semakin bingung, Ruko bertanya, "...Apa bedanya dah?"
Joko menjelaskan, "Dia berbicara sambil membayangkan Roman Numeral. Dia ingin kita berpikir seperti itu."
Ruko menatap muka Joko dengan wajah kebingungan, lalu menatap Sijay Sir Chris John III dengan muka jijik. Ruko bertanya, "The... maksudnya, III itu artinya apa?"

Sebelum Sijay Sir Chris John III menjelaskan, Bimo berseru terlebih dahulu, "Aku meneliti bahwa Chris itu tiga bersaudara dengan ayah, ibu, dan nenek dari ibunya. Dia adalah anak paling bontot dikeluarganya. Jarang diperhatikan tapi sekalinya diperhatikan dimanjain. Dia anak kloset dari kelas enam dan sekarang karena Luna... aku nggak tahu sih apa yang dilakukan Luna tapi karena dia, Chris mengubah sikapnya jadi begini. Itu yang aku tahu dari semua perkara ini."

Semua anak yang mendengar Bimo bergeming. Sijay Sir Chris John III, Joko, Ruko, bahkan semua murid yang duduk dan berdiri disekitarnya membatu. Bimo melihat sekeliling dan berseru, "Too much information?"
Ruko dan Joko berseru, "Yes!"

Sijay Sir Chris John III beseru dengan gagap, "A... aku tidak menyangka kalau... aku... punya... penggemar yang seperti ini. Tapi aku senang... kalian berdua... tidak seperti... anak rendahan satu lagi."

Ruko berseru, "Heh, Sir apalah itu, ngapain ganggu kami lagi makan? Kamu mau ikutan? Maaf, tapi tempat ini udah dibooking."
Sijay Sir Chris John III mengembalikan moodnya dan menelan ludahnya, "Ehm hm. Aku tidak menginginkan itu, melainkan mencari sepertiga dari kelompok kalian!"
Ruko kebingungan lagi dan berseru, "Huh?"

Bimo membetulkan kacamatanya dan berseru kembali, "Nilai matematikanya merah, dia mungkin bertanya tentang setengah dari grup kita. Luna, Miya, dan Joko."
Sijay Sir Chris John III merasa malu mendengar itu dan menutup mukanya. Ia pun berseru, "Oh hatiku! Kenapa kau harus mengeluarkan aib burukku itu!"

Semakin lama dilihat, semakin Ruko mual. Ia melihat Joko dan Bimo yang biasa-biasa saja dan bertanya, "Kalian nggak merasa cringe apa ya?"
Joko berseru, "Kalau aku nge-cringe pada tindakannya, dia malah tambah alay. Biarin aja udah."
Sijay Sir Chris John III mendengar Joko berseru. Ia ingin membalasnya tetapi Joko langsung berseru, "Udahlah Chris, nggak usah abisin nafasmu sama manusia rendahan seperti kami. Kalau kamu mau cari Luna, Miya dan Arji, mereka mungkin makan siang dikelas Luna."

Sijay Sir Chris John III tidak membalasnya tapi hanya bersuara kecil, "ah, terima kasih", lalu berlari malu dengan hati berdebar-debar.
Ruko memperhatikan itu dan bertanya, "Apa yang barusan?"
Bimo berseru, "Itu lakuannya si Joko."

Di perjalanan menuju lantai tiga, Sijay Sir Chris John III berpikir, Apaan barusan? Aku hanya mendengar jawaban orang itu, dan badanku seperti mau meledak.
Saat tiba didepan kelas sebelas MIPA C, Sijay Sir Chris John III mengambil nafas dan mengembalikan postur tubuhnya seperti semula. Setelah itu, ia membuka kelas itu dan melihat beberapa murid dikelas termasuk Miya, Arji, dan Luna.

Luna untuk pertama kalinya melihat Sijay Sir Chris John III terpukau dengan mata yang bergairah. Sebelum Luna terjerumus terlalu jauh, Miya menyadarkannya, "Luna! Luna! Kamu kenapa mukanya seperti terpukau begitu? Itu Christoper! Yang aku dan Arji ngomongin barusan!"
Arji berdiri dari kursi yang dia duduki dan mendekati Sijay Sir Chris John III. Ia pun berseru, "Bukannya udah gua bilang, brengsek? Jangan macem-macem sama pacar gua. Kenapa lu kemari?"

Sijay Sir Chris John III tidak mempedulikan Arji dan memperhatikan sekeliling ruangan. Ia pun berseru, "Oh, peasant. Aku tidak melihatmu didepanku. Maafkan daku, aku ingin bertemu dengan princess kesayanganku." Ia pun melangkah melewati Arji.
Arji bergeming mendengar Sijay Sir Chris John III memanggilnya dengan sebutan itu, dipikirnya, Peasant? Brengsek tuh anak.

Arji memutar badannya dan melihat Sijay Sir Chris John III berlutut didepan Luna sambil memegang tangannya, ia berseru, "Oh wanitaku yang elegan. Aku senang akhirnya kita bertemu lagi. Kau telah mengubahkanku menjadi seorang yang kuat, seorang yang hebat dan yang pasti, seorang yang cocok sebagai pasanganmu. Aku mengerti apa yang kau maksud waktu itu. Kau seperti Yua yang ingin lebih dekat dengan Otakura (Source: [Manga] Otaku ✕ Gal), atau mungkin kamu seperti Marin yang ingin dengan Gojo karena memiliki minat yang mirip (Source: [Manga] My Dress-up Darling) tetapi kamu tidak bisa memilih karena sebuah rumor yang sangat kejam membuatmu harus bersama dengan ketiga pengecut di kelas sebelas. Kalau saja... Wau, hey perhatikan jubahnya!"

Sebelum kalimat Sijay Sir Chris John III dapat dilanjutkan Arji, dengan kedua tanganya, menggenggam pundak Sijay Sir Chris John III dan menariknya. Arji berseru, "Heh, lu nggak denger apa ya? Jangan, macem-macem sama..."

Sijay Sir Chris John III tidak ingin mendengar Arji berseru, "Oh iya kah dia pacarmu? Lihatlah mukanya yang bergairah itu!"
Mendengar pernyataan tersebut, Arji berbalik dan melihat Luna. Dia terkejut melihat muka Luna yang berkilau menatap Sijay Sir Chris John III. Miya berusaha untuk menyadarkan Luna, "Luna! Luna! Ayo dong Luna! Sadarkan dirimu."

Sijay Sir Chris John III dengan wajah sombong berseru, "Hehe, kamu mungkin sudah punya hati neng Anermia, tapi kamu tidak akan pernah mendapatkan hati Princess Sirluna."
Arji memalingkan wajahnya dari Luna dan Miya. Perlahan ia menatap kembali Sijay Sir Chris John III, dia menunjuknya dan berseru, "Elu... lu baru populer sehari udah sombong aja ya. Gua yang bertahun-tahun pengalaman bisa menjatuhkan lu dalam sedetik."
Angin berhembus ditengah kelas, semua murid yang ada dikelas itu menatap kedua laki-laki yang terkenal itu dengan minat yang besar.

Sijay Sir Chris John III pun bertanya, "Memangnya apa yang bisa kamu lakukan?"
Arji bersugesti, "Besok kita ada pelajaran olahraga gabungan untuk semua MIPA. Ayo tanding satu lawan satu, kalau lu kalah, jauhin pacar-pacar gua! Ngerti lu!"
Sijay Sir Chris John III bersahut, "Boleh. Dan kalau aku menang..."

Suasana kelas sebelas MIPA C menjadi lebih tegang dan intens. Kedua pelah pihak berdiri tegap sambil menantap satu sama lain dengan sangat fokus. Sijay Sir Chris John III menunjuk dirinya dengan jempol kirinya dan berseru, "... Princess Sirluna bakal jadi pacarku."

NEW Quest/Goal:
Main: Having Fun
           - Get a new room for the club. ✓
           - Keep Luna Safe (NEW)
Side: [Redacted]

Affection:
Sijay Sir Chris John III to Luna: ↟ 60
Arji to Luna: ~

MyAnimeList iconMyAnimeList icon