Chapter 49:
The Triple Date
Hari ini adalah hari minggu setelah seminggu libur Idul Fitri. Anggota osis diminta oleh ketuanya untuk berkumpul pada siang hari.
Bimo bersepeda menuju sekolah dan di jalannya ke sekolah, ia bertemu Anton yang juga mengendarai sepeda.
"Wah, nggak nyangka bakal ketemuan sama kak Anton", seru Bimo sambil menggowes sepedanya dengan pelan.
Anton pun melakukan hal yang sama dan mengikuti kecepatan Bimo, "Aku kan anggota osis dan salah satu penjabat yang penting. Tentu saja kita akan bertemu di jalan."
Bimo berandai-andai dan bertanya, "Kira-kira hari ini ketua Alicia mau apa ya, ngumpulin semua anggota osis?"
Anton menjawab, "Oh, kamu nggak tahu?"
Bimo menatap Anton dengan muka datar dan bingung, "Hmm? Nggak. Aku saja baru tahu tadi pagi setelah membaca chat grup osis."
Anton menjawab, "Hari ini adalah hari yang special. Hari ini, kita akan memilih ketua osis untuk tahun depan."
Bimo terperanjat dan berpikir, Ketua osis? Semoga... aku tidak terpilih.
Anton melanjutkan, "Dari data yang terkumpulkan dan kesepakatan, kelihatannya kamu akan terpilih. Kamu merasa senang kan?"
Bimo kembali berpikir, Tidak. Tapi...
"Iya, kak. Aku tidak sabar."
Bimo tidak dapat berkata jujur kepada Anton.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Mereka pun sampai di depan gerbang sekolah yang tertutup. Di sana, banyak anggota osis sedang menunggu, seorang sekuriti yang memegang kunci gerbang.
Selagi menunggu, Bimo bertemu dengan Alicia, "Ahh, Bimo! Adik kakak yang sangat terpercaya!"
Bimo pun menatap ke arah Alicia. Seorang wanita yang anggun, cantik, dan sangat elegan. Dengan muka yang sangat halus, mata berkilau, dan senyuman yang sangat terpukau berjalan mendekatinya.
Alicia Foreignberg adalah anak kelahiran dari dua orang tua yang sangat berbeda. Ayahnya orang Indonesia yang bekerja sebagai Direktorat Jenderal Bea & Cukai, dan ibunya orang kelahiran luar negeri yang ditemui ayahnya saat berlabu ke negara lain. Alicia juga fasih berbahasa mandarin, inggris, jepang, korea, jerman, dan bahkan russia. Tidak hanya itu, dia juga pandai dan handal tentang banyak hal. Semua guru selalu memujinya sebagai murid yang sempurna dan dapat membuat sekolah mereka menjadi didengar media.
Intinya, perempuan bernama Alicia ini adalah perempuan yang seperti dewi jatuh dari surga yang sangat anggun dan terpercaya.
"Ah, ketua Alicia. Ada apa kak?" Bimo pun menjawab panggilan Alicia.
"Saya sudah mendengar dari banyak guru kalau adik Bimo melebihi ekspektasi banyak guru. Saya sangat ingin mendengar banyak tentangmu sebelum kegiatan pemilihan ketua osis dijalankan."
Bimo berkeringat deras mendengar pernyataan itu, ia ppun menjwab, "Tentu, kak! Saya juga tidak sabar menceritakan pengalaman saya sebagai osis."
Alicia berdiri tepat di depan Bimo dan mengusap kepalanya, "Saya sangat menantikannya!"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tak lama kemudian, Pak Kubo pun datang untuk membukakan gerbang dan menyapa para murid osis.
"Terima kasih, pak, sudah mau membukakan pintu gerbang ini. Kami masuk ya", Alicia menunduk memberikan ucapan terima kasih.
Pak Kubo pun ikutan menunduk dan membalas, "Sama-sama, dek Alicia. Semoga kegiatan hari ini berjalan dengan baik ya."
Alicia kembali berdiri dengan tegak dan membalas Pak Kubo, "Bapak juga! Semoga hari bapak menyenangkan."
Setelah percakapan tersebut, semua murid osis pun masuk. Bimo dan Anton berjalan di kerumunan paling belakang.
"Aku baru sadar. Kak Alicia tinggi juga ya. Hampir sama tingginya dengan Pak Kubo", seru Bimo kepada Anton.
"Iya. Dari seluruh perempuan di angkatan kakak, dialah yang tertinggi", jawab Anton sambil berjalan seirama jalannya Bimo.
Bimo menatap muka Anton yang berkilau-kilau saat membicarakan Alicia. Pikirnya, Kak Anton punya perasaan terhadap Kak Alicia? Hmm...
Anton melanjutkan seruannya, "Anyway, kita akan menentukan ketua osis hari ini. Jadi sebaiknya kamu siap-siap buat pidatomu, Bimo. Jikalau kamu dipilih, hari ini juga kamu harus berpidato di depan semua anggota osis."
Bimo semakin tegang mendengar itu, namun ia membalas Anton, "Baiklah kak. Saya akan siapkan secepatnya."
Anton membalas, "Jangan secepatnya! Buatlah dengan sebaiknya! Kamu tidak dikejar waktu, atau orang lain. Kamu hanya perlu membuat pidato biasa saja."
Bimo mengakhiri perbincangan tersebut, "Ah... baik kak. Saya mengerti."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Selamat untuk Bimo Harnanjaya yang terpilih menjadi ketua osis selanjutnya!" Teriak salah satu anggota osis yang mengurusi voting ketua osis. Semua orang pun bersorak dan bertepuk tangan.
Mata Bimo melotot melihat papan yang menunjukkan pemilihan voting, dimana ia memimpin dengan dua puluh tujuh orang menujuknya.
Bimo teringat kata ibunya, "Kamu sudah berusaha keras, Bimo. Kamu berhak mendapat kesenangan."
Lalu ia menunduk dengan muka yang resah dan berpikir, Kalau saja aku mendapatkan kesenangan itu..., sambil menahan tangisnya.
Alicia berjalan mendekati Bimo dan berseru, "Saya bangga dengan adik Bimo yang sudah berusaha keras. Saya sangat menantikanmu mencapai segalanya sebagai ketua osis. Adik Bimo berhak mendapatkan kebahagiaan setelah ini!"
Bimo terkejut dan berseru dalam pikirnya, Ketua Alicia juga berseru seperti itu. Aku... Aku tidak boleh terlihat sedih...
Bimo berdiri tegap dan membalas seruan Alicia, "Terima kasih, Kak. Aku senang sudah terpilih. Aku akan melakukan yang terbaik untuk osis."
Alicia menjawab, "Saya harap adik Bimo dapat membanggakan lebih banyak orang lagi."
Bimo hanya bisa tersenyum terhadap komentar tersebut.
Anton yang berada di belakang tempat duduk Bimo, menarik perhatian Bimo dan berseru, "Bersiap-siaplah! Kamu akan dipanggil untuk pidato setelah ini!"
Bimo memutar kepalanya dan berseru, "Ah... tentu saja. Aku sudah siap, kak."
"Baiklah sekarang kita akan mendengar sepatah, dua kata dari ketua baru kita, Bimo! Dipersilahkan untuk maju ke depan."
Anton menyemangati, "Kamu pasti bisa!"
Alicia juga, "Adik Bimo, saya percaya pada Adik!" Bahkan memberikan kedipan mata.
Perempuan yang selalu di belakang Alicia pun berseru, "Ah... Se... Se... Semangat... ya..."
Bimo tidak bisa berseru balik, kecuali, "Terima kasih, Kak Anton, Kak Alicia, dan Kak Dahlia. Aku sangat berterima kasih atas usaha kalian selama ini. Aku akan menjadi ketua osis yang lebih baik lagi!"
Alicia menjawab dengan senyum yang lebar, "Saya tahu adik Bimo pasti bisa."
Setelah itu, Bimo pun berjalan dengan pelan menuju depan ruangan sambil berpikir panjang lebar.
Jadi ketua? Aku? Selama ini...
Aku hanya mengikuti tugasku...
Aku tidak layak mendapatkan ini...
Tanggung jawab ini... terlalu besar bagiku...
Papa... Mama... Andai saja kalian masih di sini...
Aku perlu bantuan kalian...
Aku... Tidak kuat menahan stress ini...
Paman dan Bibi jarang di rumah...
Bunda pun juga nggak selalu berada dirumah menemani...
Aku...
Harus...
...
Aku...
Harus...
Kuat...
Iya! Aku harus kuat! Demi...
Adik-adikku...
Sahabatku...
Dan juga...
...
Mereka...
Bimo pun berdiri di depan ruangan dan berdiri tegap, bersiap untuk pidato singkatnya. Memberi rasa hormat kepada Bimo, setiap orang yang bersorak dan tepuk tangan pun memberhentikan kegiatan mereka.
Ia mengambil nafas sebesar mungkin dan menghembusnya dengan perlahan.
Ia pun memulainya, "Terima kasih semuanya atas kepercayaan kalian memilih saya sebagai ketua osis berikutnya. Jujur, saya merasa saya tidak berhak menerima posisi ini karena selama ini saya tidak pernah merasa saya memiliki talenta sebagai ketua. Saya hanyalah seorang yang suka melakukan kegiatan sekolah dengan teladan dan ingin semua murid mengikuti."
Bimo terdiam sebentar dan melihat Alicia dan Anton yang menatapnya dengan penuh percaya. Setelah itu ia pun melanjutkan, "Namun, dengan kepercayaan yang besar ini dari kalian semua. Saya, Bimo Harnanjaya, mulai tanggal satu Januari dua ribu empat belas menerima secara resmi menjadi ketua osis."
Semua orang pun bersorak dan tepuk tangan kembali.
Dalam pikir, Bimo berseru, Ahh... Aku jadi pusing setelah pidato tadi. Aku harus pulang dan tidur sehabis ini. Besok nggak bakal konsen ngerjain ulangan.
Namun sebelum Bimo dapat kembali ke tempat duduknya, anggota osis yang mengurusi voting ketua osis, berseru, "TUNGGU! Adik Bimo harus memilih wakil, dan anggota lainnya terlebih dahulu sebelum kembali!"
"Huh?"
"Ayo! Kalian yang ingin berperan penting di osis ini berikanlah usaha besar kalian. Beri tahu kalau kalian bisa mengerjakan kegiatan ini bersama ketua Bimo!"
Bimo kembali berpikir, Anggota lain? Aku... yang memilih?
Ia pun melihat dari kerumunan anggota osis yang menunjuk tangan mereka tinggi-tinggi. Itu membuat Bimo kembali berpikir, Mereka sangat antusias akan ini... Kalau saja... Aku juga sama berantusias terhadap kegiatan osis ini.
Knowledge unlocked:
Bimo's Status Upgrade to be Chairman of the Student Council
Please sign in to leave a comment.