Chapter 23:
マイラリーの復讐
Di bawah langit gurun yang tak berawan, MyraLie, Arlen, dan Renard bergerak dengan cepat, dipandu oleh informasi yang mereka dapatkan dari para pedagang. Renard, dengan pengetahuan dan kecerdasannya, memimpin kelompok itu menuju sebuah reruntuhan kuno yang tersembunyi di tengah gurun.
"Sumber air tadi memberi kita cukup energi untuk terus maju," kata Renard sambil membaca peta yang mereka dapatkan. "Reruntuhan ini seharusnya tidak jauh lagi."
Mereka melintasi bukit-bukit pasir yang tak berujung, mengatasi panas yang menyengat dan angin yang kencang. Akhirnya, di kejauhan, mereka melihat bayangan reruntuhan besar yang menjulang di atas gurun. Bangunan kuno itu, meskipun telah hancur, masih menunjukkan kemegahan dan misteri masa lalunya.
"Saatnya kita berhati-hati," kata MyraLie sambil memperhatikan sekeliling. "Kita tidak tahu apa yang menunggu kita di dalam."
Mereka memasuki reruntuhan dengan hati-hati, mengamati setiap sudut dan lorong yang gelap. Di dalam reruntuhan, mereka menemukan jejak-jejak aktivitas baru-baru ini. Seseorang atau sesuatu telah berada di sana.
"Ini pasti jejak mereka," bisik Arlen. "Kita harus bergerak cepat sebelum mereka menemukan artefak itu."
Mereka mengikuti jejak tersebut, menuju ke ruang terdalam dari reruntuhan. Di sana, di tengah ruangan yang besar dan gelap, mereka menemukan sebuah altar kuno dengan simbol-simbol yang berkilau samar di bawah cahaya obor mereka. Di atas altar, sebuah peti kuno terbuat dari batu dengan ukiran yang rumit.
"Kita harus membukanya," kata MyraLie sambil mendekati peti tersebut. "Ini mungkin yang kita cari."
Dengan hati-hati, mereka membuka peti tersebut dan di dalamnya, mereka menemukan sebuah artefak yang berkilauan dengan energi magis. Artefak itu tampak seperti sebuah batu permata besar dengan cahaya yang memancar dari dalamnya.
"Sekarang kita harus melindungi artefak ini," kata Renard. "Kita tidak bisa membiarkan kekuatan gelap mendapatkannya."
Namun, tepat saat mereka hendak mengambil artefak tersebut, mereka mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Dari bayangan, muncul sekelompok orang dengan tatapan tajam dan senjata terhunus.
"Serahkan artefak itu kepada kami," kata pemimpin kelompok tersebut dengan suara yang penuh ancaman. "Atau kalian akan menyesalinya."
MyraLie, Arlen, dan Renard saling berpandangan. Mereka tahu bahwa ini adalah momen penting dalam petualangan mereka. Mereka harus melindungi artefak ini dan menghentikan kekuatan gelap yang mengancam dunia mereka.
Dengan kekuatan dan keberanian yang tak tergoyahkan, mereka bersiap untuk menghadapi musuh mereka. Pertarungan sengit akan segera dimulai, dan nasib dunia tergantung pada hasil dari pertempuran ini.
Please log in to leave a comment.