Chapter 21:

Hari kedua di klub Trismara. Kita mau ngapain? (Bagian 1)

The Triple Date


"Hey, baduuut", Luna berseru dengan suara menyindir kepada Arji yang sedang berjalan dengan sepedanya didepan gerbang sekolah.
"Badut?" Arji memutar mukanya kebingungan. Dia pun melihat Luna.
"Eh? Ruko salah ya?" Luna berseru dengan tangan kirinya menutup mulutnya dengan muka yang takut salah.
"Enggak, dia nggak salah. Kaget aja lu udah tau pekerjaaan gua apaan. Ruko cerita ya?", ujar Arji dengan santainya.
"Lah, nggak malu? Nggak nyesel kalau aku sebar?" Seru Luna kebingungan.
"Ngapain malu atau nyesel. Dapet duit kok", seru Arji sambil memarkirkan sepedanya di tempat parkir kesukaannya.

Luna bermuka datar mendengar sahutan Arji. Arji berseru, "Dahlah ayo ke ruang klub. Ngapain kita lama-lama di sini?"
Luna masih bermuka datar menatap Arji dengan tajamnya. Arji dengan muka kesal berseru, "Napa sih?"
"Enggak. Enggak kenapa-napa", seru Luna sambil menghela nafasnya dan menutup matanya sebentar.
Tanpa ragu-ragu, dengan tangan kanannya, Arji memegang tangan kiri Luna dan menuntunnya. Ia pun berkata, "Kalau nggak ada ngapa-ngapain, udah ayo! Kita langsung ke ruang klub."
Luna berjalan tanpa berseru apa-apa.

Sesampainya di lantai empat, Ruko berteriak menyapa, "Luna, Ar...", tapi berhenti saat ia sadar sesuatu.
Ruko menatap langsung ke arah pegangan tangan Arji dan Luna, ia pun berseru, "Minggu lalu, ketularan kasar. Sekarang pegangan tangan nih?"
Seruan Ruko membuat Luna tersadar dan ia pun membuang tangan Arji sambil berseru, "Nggak! Aku nggak bakal jatuh hati sama cowo narsis kayak dia. Dia pegang paksa aku", muka Luna pun memerah dan ia berjalan ke arah ruang klub.

"Tuh cewe bener-bener", seru Arji sambil mengusap tangannya yang dibuang oleh Luna.
Sebelum berjalan ke arah ruangan klub, Ruko menghalangi jalan Arji dan berseru, "Kemaren kita belom selesai ngobrol."
Arji memasukan kedua tangannya ke jaketnya dan berseru, "Iya tau kok. Lu mau ngobrolin apa?"
Ruko menatap Arji dengan keras dan berseru, "Kita bahas bareng yang lain."

Sesampainya di ruang klub, Ruko dan Arji membuka pintun ruangan dan terlihat Bimo, Arji, dan Miya sedang duduk di dua sofa di tengah ruangan. Dan Luna terlihat di bagian ruangannya sedang merapih-rapihkan tempatnya.
"Uwaah, sofa ini sangat lembut dan nyaman. Aku tidak menyangka akan ada sofa sebagus ini di gudang", seru Miya sambil menikmati sofa yang didudukinya.
"Ruko dan aku sangat senang dengan pujianmu atas pilihan kami, Miya", seru Bimo yang sedang duduk di sofa lainnya.
"Ueh? Pilih? Memangnya ada berapa sofa di gudang itu?" tanya Miya terkejut.

Ruko berjalan mendekati Miya sambil berseru, "Ada sekitar dua puluhan dan hampir semuanya sudah buluk. Kami hanya bisa mendapatkan dua ini", lalu saat Ruko menyelesaikan kalimat itu, ia duduk disebelah Miya.
Bimo berseru, "Aku dan Ruko juga sudah mendaftarkan semua yang masih bisa dipakai untuk kebutuhan masing-masing."
Sebelum Bimo memberikan dafter itu kepada semuanya, Luna mecela, "Maaf Bimo, kita bahas yang lain dulu."

Ruko menambahkan, "Iya. Kita perlu bahas pekerjaan kalian."
Miya juga menambahkan, "Betul! Kalian sampai sebegitunya untuk mendapatkan uang? Arji, apa kamu nggak cape?"
Joko, dan Bimo berseru secara bersamaan, "Maksud kalian apa?"
Arji menjawab, "Mereka udah tahu salah satu pekerjaanku."
Miya, Luna, dan Ruko terkejut dengan mengeluarkan suara keras, "APA?"
Luna berseru, "Ka... Lu punya berapa kerjaan?"

Bimo berseru, "Kita bertiga punya masing-masing dua pekerjaan. Joko ada satu lagi tapi itu hanya saat liburan saja."
Ruko, berdiri, dan menunjuk Bimo. Ia berseru dengan tegas, "Dan kalian menganggap itu biasa?"
Joko menyahut, "Iya tentu saja."
Dilanjutkan oleh Arji, "Udah biasa tuh."
Dan akhirnya Bimo, "Anak seumuran kita di luar negeri udah cari nafkah sendiri tahu."

Ketiga perempuan itu hanya bisa melamun mendengarkan jawaban dari ketiga laki-laki itu.
Luna memecahkan keheningan tersebut dengan berkata, "Kalian bener-bener... nggak apa-apa?"
"Kami sudah terbiasa", seru Arji.
"Tak perlu cemas", dilanjutkan oleh Joko.
Lalu ditutup oleh Bimo, "Kita sudah pernah bilangkan. Kami akan menjelaskan kepada kalian kalau sudah waktunya."
Ruko mendekati Bimo dan Joko. ia berseru, "Kalau begitu beritahu pekerjaan kalian saja. Kami tidak ingin kalian kesulitan. Setidaknya biar kami bantu."

Ketiga laki-laki itu saling tatap-menatap satu sama lain. Lalu Joko menjawab, "Aku musisi jalanan, biasa tampil di Taman Kota. Aku juga admin dari channel Gamer JaWer di Mituyu. Dan pekerjaanku yang hanya bisa dilakukan saat libur itu, bekerja sebagai pemasak di restoran kecil di ujung kota."
Bimo melanjutkan, "Aku guru les anak SD. Aku biasa ngajar dirumahku sendiri. Itu juga dapat membantu adik-adikku yang homeschooling untuk mendapat teman baru. Lalu aku juga bekerja sebagai pemasak di Restoran Jiragaya. You know, yang dekat Taman Kota."
Lalu Arji mengakhirinya, "Kalian udah tahu aku sebagai badut keliling. Tapi aku juga sebagai pemasak di restoran cepat saji KFC didekat sekolah."

Ketiga perempuan itu menatap satu sama lain dan Luna pun berseru, "Kalian bisa masak?"
Bimo menjawab, "Sejak SD kelas enam."
Terkejut mendengar itu, Miya mengomentari, "Oh mai god, kalian keren banget dari kecil udah pinter masak."
Ruko pun ikutan memuji, "Gile ya, nanti pas jadi suami udah kaya house daddy aja."

Selagi Miya dan Ruko memuji ketiga laki-laki itu, Luna melamun dan berpikir, Oi, kok kalian kasih pujian sih? Bukannya kalian semakin was-was?
Joko melihat tingkah Luna dan berseru, "Kami ini bukannya mau pamer kok. Silahkan minta masak saja sama kami, kami siap melayani."
Luna masih berpikir, Setiap aku berpikir atau melamun, Joko selalu menanggapiku. Seberapa jagonya sih dia menerawang sikap orang?
Joko berseru kepada Luna, "Kamu nggak usah banyak pikiran, Luna. Kita bertiga juga murid sama seperti kalian. Kami nggak bakal membuat kalian jatuh hati hanya karena kami bisa masak. Ayo duduk bareng Miya dan Ruko, jadi kita bisa bahas kegiatan kita selanjutnya."

Saat mendengar itu, hati Luna berdebar dan ia pun akhirnya duduk disebelah Miya. Arji juga ikutan duduk disebelah Bimo. Bimo pun berseru, "Ok, pembahasan tadi sudah selesai, kan? Seakarang aku mau sambung yang tadi. Di gudang masih ada beberapa barang yang bisa dipakai dan mungkin sesuai dengan keinginan kita masing-masing."

Bimo menaruh daftar yang dia dan Ruko buat diatas meja pendek yang berada diantara sofa tersebut. Di dalam daftar tersebut ada; Game Console, lemari lima susun, cermin berdiri, meja kecil, lampu meja, sarung, karpet, kursi lipat, kamera polaroid, teleskop bintang, radio internet, tool box, buku-buku bekas (komik, novel, komik, tulis, dan gambar), peralatan olah raga kecil, kota perhiasan jadul, komputer tahun dua ribuan, dan kompor portable.

Setelah membacanya, Joko langsung berseru, "Kamu tau aja, Bim."
Bimo dengan senyum lebar, "Ah, pasti kamu mau mengambil game consolenya ya? Kalau gitu aku tandai."
Melihat tiga item yang menarik, Luna langsung sebut ketiganya, "Aku mau buku, teleskop and kamera", saat selesai berseru, mukanya langsung memerah.
Arji berkomtar, "Weh, si putri jutek ternyata suka bintang juga ya? Nggak nyangka bisa samaan."
Luna terkejut dengan seruan Arji, "Kamu...?"
Arji langsung berseru, "Iya, gua suka."

Lalu Miya berkomentar, "Kelihatannya semuanya bagus buat tempat kita. Bagaimana kalau semuanya langsung dibawa kesini?"
Rruko membalas, "Boleh saja. Aku juga udah berkomentar seperti itu, tapi si paling disiplin ini bilang kalau kita tidak boleh ambil semuanya karena estetik ruangan ini akan jadi terasa sempit, seperti gudang."

Bimo membetulkan kacamatanya dan berseru, "Apa aku salah? Aku kira tidak."
Luna membalas Bimo dengan membenarkan kacamatanya juga, "Kamu kira kita tidak bisa atur dengan rapih, huh?"
Bimo melepaskan tangannya dari kacamatanya dan menatap Luna, Luna pun melanjutkan kalimatnya, "Jangan remehkan kami perempuan! Kami juga bisa rapih membuat ruangan ini jadi ruang klub impian."
Miya menyenggol Luna dan berbisik, "Kamu terlalu bersemangat lagi Luna."
Luna berseru didalam hatinya, Ahlama, malah keceplosan lagi.

Knowledge Unlocked:
Arji's Job:
Traveling Clown (Badut Keliling)
KFC's Worker

Bimo's Job:
Homeschooling Tutor (Guru Les)
Part-Time Cook at Jiragaya Restaurant (Pemasak di Restoran Jiragaya)

Joko's Job:
Street Musician (Musisi Jalanan)
A Mituyu's Admin (Admin Mituyu)
Part-time Cook at a Restaurant in the Outer Side of the City (Pemasak di restoran ujung kota)

MyAnimeList iconMyAnimeList icon