Chapter 32:
The Triple Date
Hari Rabu, tanggal 31 Juli 2013
Dihari yang tenang ini, seorang siswa sedang tertidur nyenyak dan tidak ingin diganggu oleh suasana diluar. Dia ingin hidup tenang tanpa menerima interaksi antara perempuan lagi karena dia telah merasakan kemaluan yang besar dua kali. Pertama, dia dikalahkan dalam pertandingan satu lawan satu dengan seorang yang mengajaknya bertarung. Lalu ia juga kalah dalam hidup karena ia ditampar oleh salah satu perempuan yang terkenal di sekolahnya.
"Dek. Makan atuh, udah empat hari kamu di kamar nggak keluar-keluar. Nggak sakit nggak makan empat hari? Badanmu nggak bau juga apa?"
Ia dipanggil ibunya tetapi tetap tidak ingin melakukan apa-apa. Dia mengunci dirinya sebab, ia merasa terkalahkan dari kehidupannya.
Yang dia bisa lakukan hanyalah bermain game, baca manga atau novel, dan menatap ke luar ruangannya yang berada di lantai dua... Eh? Rosa?
Dia melihat salah satu anggota klub Wibu dari jendelanya.
Bel rumahnya ditekan dan bunyinya terdengar hingga ke kamarnya. Dia berlari menyampiri pintu kamarnya. Ia membuka pelan untuk mendengar suara bincang ibunya dan Rosa.
"Permisi, Tante. Christoper ada dirumah, tidak?"
"Oh, waduh. Tante nggak nyangka temen Chris bakal ke sini. Iya, Chris ada dikamarnya. Kamu boleh masuk dulu duduk di ruang tamu. Biar saya panggilin Chris ya."
"Terima kasih, tante."
What the actual...
"Christopher Jonathan! Ada temen cewemu tuh! Turun, sapa gih!"
Oh hell no. Kenapa dia kesini? Bukannya hari ini masih jam sekolah? Ini jam dua belas kan? Kenapa dia kesini?
Dia kembali menutup dan mengunci kamarnya. Ia pun berteriak, "Ini kan masih jam sekolah, kok dia bolos sih?"
Ibunya tidak membalas, dan waktu pun berjalan. "Bu?"
Suara hentakan kaki pun terdengar mendekati kamarnya, dan Rosa pun berteriak sambil mengetuk pintu kamar Sijay, "Apa-apaan sih! Aku udah sempet-sempetin buat nengokin kamu malah nggak seneng?"
Mendengar ketukan itu, Sijay mendorong pintunya dan berseru, "Mana ada yang seneng dijenguk sama cewe wibu? Aku kirain yang dateng Anermia atau Ryuruko, bahkan bakal lebih bagus lagi kalau Sirluna yang jenguk."
Keheningan pun mengitari suasana disekitarnya. Sijay kebingungan kenapa tidak ada suara didepan pintu kamarnya. Beberapa detik kemudian, dia terkejut karena Rosa dengan sekuat tenaga menendang pintu kamarnya, dan dalm proses merusak pintunya, "HUUUUH?"
Rosa mendarat dengan megah, lalu berdiri dan menyapu rambut hitamnya yang panjang. Ia menaru tangan kirinya dipinggangnya dan berputar badan untuk menatap Sijay, "Oi! Maksudnya apa itu? Kamu tuh juga bolos dan wibu. Mau aku hantem, huh?"
Sijay pun berteriak, "Waaaaah pintu kamarku?! Mama, kok Rosa nggak ditahan sih...", ia keluar kamar dan melihat ibunya sedang berdiri menyilangkan tangan, "... Bu?"
"Ibu udah peringati kamu loh ya. Temenmu udah ijin juga ngancurin pintu kamu. Jadi nanti pintunya ibu sama bapa ganti, sekarang kamu urus dah itu temenmu dan urusan sekolah."
"Mama! Kenapa?!" teriak Sijay sambil merenggangkan tangannya.
"Oi, Chijo! Jawab dengan jujur sekarang!" Rosa mendekati Sijay dan mencengkram lengannya, "Kenapa kamu nggak masuk kelas tiga hari?"
Sijay menatap Rosa sebentar, lalu mnjawab sambil memalingkan muka, "Bukan urusanmu."
Rosa pun mencengkram tangan Sijay lebih keras lagi, "Kyaaa, aduh aduh aduh. Aku lagi sengsara malah dibikin tambah sengsara lagi sih. Lepasin nggak!" tangan Rosa masih mencengkram lengan Sijay.
Sebelum melanjutkan percakapan, Rosa melihat kamar Sijay dengan cermat dan berseru, "Hmm, ternyata ini kamar cowo ya."
Sijay lupa kalau Rosa berada didalam kamarnya, ia pun menarik tangan Rosa yang sedang mencengkram tangannya, dan membuat cengkraman tangan Rosa terlepas. Setelah itu, ia pun mendorong Rosa keluar dari kamarnya, "Heh! Bisa-bisanya kamu masuk ruang orang tanpa izin!"
"Udah dapet izin orang tuamu kok."
"Ruangan siapa ini?"
"Dan rumah siapa ini?"
"Kamu ke sini buat bikin aku kesel doang ya?"
"Aku kesini buat semangatin kamu biar masuk kelas lagi."
"Aku nggak perlu ksatria wanita putih buat nyelamatin aku dari depresi!"
"Tapi keliatannya udah selamat tuh."
"Bisa kah kamu nggak jawab aku semicrodetik setelah aku ngomong?"
"Nggak, karena kita udah biasa ngelakuin ini. Kamu kira cewe yang se-frekuensi sama kamu bakal berhenti berse-frekuensi sama kamu?"
Argumen itu pun berlanjut, ibu Sijay meninggalkan lantai dua dan berjalan ke bawah, meninggalkan anaknya dengan teman perempuannya. "Duh, anak wibu gitu ternyata bisa dapet cewe juga ya. Sebagai ibunya, aku jadi merasa tenang."
Waktu pun terus berjalan, dan jam pun menunjukkan pukul satu siang. Rosa berakhir menang argumen dan diberikan izin masuk ke kamar Sijay. Rosa berkeliling untuk melihat koleksi Sijay dan berseru, "Ini kok banyak banget manga dan poster yang aku belum liat ya."
Sijay yang sedang tidur-tiduran menjawab, "Karena kamu nggak update. Kamu tahu nggak? Kalau Jepang itu negara yang sangat maju di "dunia" jadi semua anime, manga, dan light novel yang sudah keluar di dunia lain juga sudah ada didunia kita."
Rosa bingung dan bertanya, "Huh? Maksudnya?"
Sijay pun menyalahkan TV nya dan mengganti channelnya ke channel dengan nama AnimeWOW.
Ia mengatur TV-nya supaya menampilkan daftar tayang cahnnel tersebut dan dia pun berseru, "Lihat! Kamu pernah denger DandaDan nggak? Oh, atau yang baru debut nih, The Fragrant Flower Blooms with Dignity."
Dengan muka yang ceria, Rosa berseru, "Gila kamu tahu banyak banget ya tentang gini-ginian."
Sijay mematikan TV-nya dan kembali ke posisi tidurnya, "Yah begitulah."
Rosa melihatnya dan berjalan ke tempat tidurnya. Ia duduk disamping Sijay dan bertanya, "Kamu udah siap jawab pertanyaanku? Kenapa kamu nggak masuk kelas tiga hari?"
Sijay ingin sekali tidak menjawab itu, tetapi ia memiliki prinsip kalau pertanyaan sudah dilontarkan beberapa kali, dia tidak bisa tidak menjawab.
Sijay pun menjawab, "Kamu... pernah rasain ditampar lawan jenis nggak?"
Rosa membuka matanya dengan lebar, "Huh?"
Sijay memutarkan badannya menghadap tembok, "Aku... ditampar oleh Anermia. Dia... dia bilang aku lebih baik jadi aku yang biasa. Tapi, kamu tahu sendiri kan, klub hari pertama, saat aku memamerkan kalau Sirluna suka aku... Aku bisa jadi diriku yang..."
Rosa menghelus tangan Sijay, "Maaf."
Sijay bangun dari posisinya dan menatap Rosa, "Maaf kenapa?"
Rosa menjawab dengan jujur, "Aku yang membuatmu berjalan ke jalan ini kan? Aku yang bilang coba berikan karisma dengan berpakaian megah. Aku kira Anermia, Sirluna, dan Ryuruko bakal tolak kamu tanpa ragu. Namun, Sirluna malah lebih jatuh hati lagi, membuatmu bertarung dengan Armando, dan ditampar Anermia."
Christoper melihat Rosa dengan rawut wajah yang sedih, lalu dia menatap ranjangnya dan berseru, "Nggak kok. Kamu nggak salah. Aku yang seharusnya tahu diri. Aku... mulai hari ini aku bakal berhenti jadi pecundang. Terima kasih ya Rosa."
Rosa melihat Christoper dengan senang dan berpikir, Mungkin lain kali. Aku yakin dia akan melupakan ketiga perempuan itu. Aku akan setia menunggu.
Knowledge Unlocked:
Name: Rosalina Miraba _ Nickname: Rosa
Skill revealed:
Rosa's Skill: Lover Mindset (Pola Pikir Bucin)
Please log in to leave a comment.