Chapter 37:

Semingguan kencan: Kebun Binatang Ragunan (Bagian 1)

The Triple Date


Bimo berdiri di depan taman ragunan menunggu seseorang. Ia melihat handphone-nya dan membaca pesan yang terkirim.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

ABC~manis
Aku sudah sampai. Kamu dimana?

Bimo Harnanjaya
Aku berada didepan gerbang masuk.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Bimo pun mendengar suara hentakan kaki menuju ke arahnya. Ia melihat ke arah hentakan kaki tersebut dan melihat Miya.
"Maaf Bimo. Apa aku telat?" Seru Miya yang kehabisan nafas.
"Tenang saja, Miya. Aku juga baru dateng", seru Bimo dengan tenang.
Miya terkejut saat melihat Bimo yang berpakaian pakain yang ia tidak pernah ia pakai disetiap hari sabtu.

Bimo sadar saat Miya melihat bajunya, ia pun berseru, "Ah. Ini? Aku baru saja beli kemarin hari Minggu. Actually, kita cowo-cowo beli baju baru semua."
"Hah? Kalian sampe segitunya buat kencan hari ini?" Seru Miya terkejut.
"Tentu saja. Baju kami tidak layak buat kencan, jadi kita memutuskan untuk membelinya. Aku yakin Luna dan Ruko bakal kaget melihat Joko dan Arji."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Huh? Baju baru?" tanya Luna terkejut melihat Joko.
"Kenapa, Luna? Bukankah ini biasa?" Balas Joko.
"Kayaknya baru lihat kamu pake baju ginian. Setiap sabtu kamu pakenya pakaian lesuh deh."
"Yah kan itu pakain buat hari-hari biasa. Ini kencan. I mean, kamu juga terlihat cantik hari ini."
Luna berputar dan berseru, "NOOO! Stop! Kamu tidak bisa bikin hatiku berdebar kaya biasanya."
Joko berseru dengan nada bercanda, "Ah, berarti kali ini juga berdebar ya? Maaf. Hihi"
Luna menutup muka dan berteriak, "JOOOKOOO"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Tumben, JI. Kamu pake baju rapih", seru Ruko sambil tersenyum menyindir Arji.
"Baru beli. Ini pilihannya Joko. Kaget juga dia ngerti fashion. Perasaan kita bertiga nggak pernah beli baju-baju ginian, tapi dia tau-tau aja gitu", seru Arji sambil menuangkan isi hatinya tentang Joko.
Muka Ruko langsung berubah secara drastis, "Kamu nggak suka pilihannya Joko?"
"Bukan gitu", seru Arji sambil menunjukan bajunya dengan car berputar, "Lihat nih! Gua merasa aneh pake ginian. Nggak terbiasa tau. Udah gitu, Joko melarang gua pake jaket."

Muka Ruko berubah secara drastis lagi, "Uwe he he he, Kamu malu ya."
"Muka lu ngeselin banget sih."
Ruko mengabaikannya dan berseru, "Udahlah ayo jalan-jalan sebelum jam dua belas."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pada hari Sabtu

Ke tiga laki-laki itu memilih warna dengan cara memilihnya dengan origami dan menaruh setiap pilihan mereka diatas meja klub. Ketiga perempuan itu pun membuka mata dan menatap ketiga origami berwrna tersebut.

Luna berseru, "Huh? Siapa yang pilih pink?"
Bimo berseru, "Loh? Kok nanya? Kan kalian tidak boleh tahu."
Selagi berbincang, Miya pun memutuskan dengan antusias, "Aku yang ambil pink saja deh!"
Bimo pun berseru, "Kalo gitu kamu bakal kencan bareng aku."
Awalnya Luna menatap Miya, namun setelah mendengar komentar Bimo, ia memutarkan kepalanya dan menatap Bimo, "Hah? Kaya gitu?"

Bimo kebingungan dan berseru, "Kenapa kamu kebingungan gitu, Luna? Game kecil aku kan hanya contoh."
Luna tidak bisa membantah dan mengambil warna oranye. Joko pun berseru, "Wah, bakal seru nih."
Luna menatap Joko dan ketakutan, "Tunggu. Jangan bilang."
Joko tersenyum dan berseru, "Benar, Luna. Kita akan kencan bersama."
Luna hanya bisa mangap dengan sangat sangat terkejut.

Ruko pun mengambil warna merah dan berseru, "... Kamu..."
Arji dengan cepat berkata, "Iya. Itu gua."

Itu lah yang terjadi di hari sabtu setelah rapat selesai.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Waktu Saat Ini

Dalam kencan mereka, para laki-laki menentukan arah kencan mereka berjalan. Dari tempat mereka bertemu dengan para perempuan hingga tempat restoran nanti dimana mereka berenam akan bertemu.

Bimo menentukan untuk berjalan sesuai arah bimbingan saja, dan berjalan tanpa ekploritasi. Hal itu membuat Miya bosan dan berseru, "Bimo. Kita nggak jalan deketin binatangnya? Kok kayaknya kita cuman melewatinya saja sih?"
Bimo bingung dan berseru, "Bukankah tujuannya ragunan seperti ini?"
Muka Miya kecewa dan ia berseru, "Kamu nggak pernah ke ragunan yah?"
"He he he, makanya aku pilih tempat ini", seru Bimo sambil membuang muka dan berpura-pura membenarkan kacamatanya.

"Hah? Kok gitu, parah banget orang tuamu nggak pernah ajak kamu ke sini?" Seru Miya tanpa mengetahui fakta yang krusial tentang Bimo.
Bimo pun berseru dengan muka suram, "Kalau ngomong, tau fakta dulu, Miya."
Miya terkejut karena ini pertama kalinya dia melihat Bimo seserius itu selain saat dia menjelaskan sesuatu.

"Bimo?" Miya berusaha untuk minta maaf.
Tetapi, "Sudahlah mood kita jadi gini, sih? Kamu mau kaya gimana kegiatan kita?" Seru Bimo yang dengan cepat mengubah suasana dari yang sebelumnya tegang menjadi ceria.

Walau suasana berubah, hati Miya tetap merasa tidak nyaman. Ia berpikir, Barusan Bimo jadi begitu kenapa ya? Dia terlihat sangat serius. Apakah...?
Sebelum Miya menyelesaikan pemikirannya, Bimo memanggil, "Miya! Kamu kenapa? Ayo! Bukannya kamu pengen deketin binatangnya? Nanti aku tinggal nih?"
"Huh? Oh, iya aku datang."

Setelah itu, Bimo dan Miya pun bersenang-senang melihat-lihat binatang di ragunan. Walau Bimo tidak seratus persen tertarik dengan banyaknya binatang di Ragunan, ia tetap merasa senang bisa membuat Miya senang.

Beberapa jam berlalu, jam sudah menunjuk pukul dua belas siang. Seperti yang dijanjikan pun, mereka berkumpul berenam ke restoran keluarga yang berada tepat diluar Kebun Binatang Ragunan. Namun sebelum bertemu dengan semuanya, para perempuan berkumpul bersama untuk berbincang sebentar.
Luna memulainya dengan berseru, "Bagaimana kencan kalian?"
Ruko dengan kesal berseru, "EEEEUG, aku kalah taruhan."

Luna dan Miya meelihat Ruko dengan canggung. Tidak lama kemudian, Miya punberseru, "Aku... seru-seru aja sih sama Bimo."
Luna sadar kalau Miya tidak sepenuhnya jujur, dia pun bertanya, "Terjadi sesuatu?"
Miya menatap muka Luna yang serius, lalu melihat muka Ruko yang penasaran. Miya pun menjawab, "Bimo... Aku nggak sengaja menyinggung orang tuanya dan dia pun terlihat sangat seram."

Ruko dan Luna terkejut. Mereka melihat satu sama lain dan Luna pun berseru, "Aku juga menyinggungnya, dan Joko malah buang muka."
Dilanjut oleh Ruko, "Arji malah kesel. Dia marah sama aku pas aku tanya kenapa orang tuanya tidak pernah mengajaknya kesini."

Luna pun berpikir, Mereka juga pernah memotong topik itu saat pertama kita bertemu. Orang tua mereka kenapa?
Pembicaraan para perempuan itu pun terhenti saat Bimo berseru, "Kalian nggak makan? Kita udah pesen makanan nih!"
Luna pun berseru dengan Miya dan Ruko secara cepat seblum membalas Bimo, "Kita bahas nanti pas pulang melalui Adapa", lalu ia menjawab Bimo, "Iya. Iya, kami datang."

Miya menarik Luna dan Ruko sebelum pergi manjauh, "Berarti kita jangan mention, orang tuanya dulu kali yah."
Ruko berseru, "Iya kita bahasnya nanti saja. Luna udah bilang kan."
Luna menepuk kepala Miya dan berseru, "Sudahlah, Miya. Kalo kamu banyak mikirin malah jadi beban, kan?"

Hari pun berjalan mulus setelah semua anggota makan siang. Setelah kencan, Arji meminta untuk berkumpul. Dia mengumumkan, "Maaf, guys, gua ada kerjaan. Gua balik duluan. Besok ketemuan lagi ya!"
Semuanya mengucapkan selamat tinggal kepada Arji. Tidak lama setelah itu, Bimo dan Miya berpamitan juga.

Bimo mengenakan sepedanya dan bertanya pada Miya, "Ingin kuantar?"
Miya menjawab, "Ah, tidak usah, Bimo. Ibuku akan kesini sedikit lagi."
Awalnya Bimo menatap Miya seperti cemburu, namun rawut wajahnya berubah seketika dan ia berseru, "Ah, ok. Hati-hati di jalan ya."
Miya tidak menjawab hanya dapat melambaikan tangan.

Secara cepat Miya pun membuka aplikasi Adapa, dan membuka grup chat.

Sweat Dream Team

ABC~manis
Luna, Ruko. Kalian sudah pulang?

Luna
Blm. Aku baru saja memesan Gojek.

Ryuuuchi
Aku baru aja naik mobil mamaku.

ABC~manis
Bimo barusan terlihat cemburu saat aku bilang diantar oleh mamaku. Aku merasa bersalah.

Luna
Hmm... Mungkin ada halnya kita bnr2 hrs diam soal klg ini.

ABC~manis
Tumben, disingkat-singkat.

Luna
Gojek udh dtng. Lg dimtr ssh ngetik.

Ryuuuchi
↩ Bimo barusan terlihat cemburu saat aku bilang diantar oleh mamaku. Aku merasa bersalah.
Kamu nggak salah kok, Miya. Jangan salahkan diri sendiri. Tadi Luna juga udah bilang jangan terlalu dipikirin kan? Yang kita bisa lakukan sekarang, sebaiknya diam saja tentang keluarga. Aku takut Arji marah lagi.

ABC~manis
Ok lah. Kalau gitu mendingan kita ngobrolin gimana kencan kita tadi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Miya!" Suara teriakan seorang wanita memanggil.
"Ah, ibu!" Miya pun berjalan menuju mobil ibunya.
"Gimana jalan-jalannya hari ini nak?" Tanya ibunya saat Miya masuk mobil.
"Seru! Aku, Luna, dan Ruko bersenang-senang."
"Ibu ikut senang mendengarnya."

MyAnimeList iconMyAnimeList icon