Chapter 34:
The Triple Date
Hari Jumat, tanggal 2 Agustus 2013
"Aku baru dapat kabar dari Pak Hadeki. Katanya kita harus ada laporan klub setiap satu bulan", seru Bimo pada pagi hari di tempat yang sama seperti saat mereka berenam melakukan berbagi info tentang event kelas mereka.
Luna berseru, "Huh? Kita di klub aja baru beres-beres. Kegiatan kita belum ada sama sekali."
Bimo pun menunjuk Luna dengan bulpennya dan berseru, "Tepat sekali, Luna! Maka dari itu besok dan seminggu kedepan kita akan melakukan kegiatan!"
Semua lirik satu sama lain selain Bimo. Ruko pun berseru, "Kita... mau apa pas Idul Fitri?"
Miya berseru, "Memang sekolah dibuka pas liburan?"
Bimo membetulkan kacamatanya dan berseru, "Oh wahai temanku yang setia, dengarkanlah aku! Aku sudah menyiapkan rencana selama seminggu ke depan..."
Luna berbisik kepada Ruko, "Dia kok gitu lagi?"
Ruko membalas dengan berbisik juga, "Aku udah lepas itu dari dia. Aku kasian setelah apa yang dia cerita waktu itu."
"... maka dari itu, kita gunakan kesempatan ini untuk mempererat hubungan kita!" Bimo pun selesai menbawakan pidatonya.
Luna pun berseru, "Jadi kita isi jurnal setelah beberapa date?"
Semuanya yang berkumpul disitu terkejut saat Luna mengatakan itu. Bimo mendorong kacamatanya ke atas kepalnya, bersedu, "Oh, Luna..." dan membuat Luna kebingungan.
"Eh? Kenapa kayak mau nangis gitu?" tanya Luna dengan muka yang khawatir.
Ruko menepuk pundak Luna dan berseru, "Selamat Luna" dengan muka yang kasihan.
Luna melihat Ruko dan betanya, "Huh? Selamat apa?"
Bimo mendekati Luna, membuat Luna ketakutan dan memegang kedua tangan Luna, "Aku pikir hanya Arji, Joko, dan Ruko saja yang dapat menyesuaikan frekuensinya dengan aku."
Luna semakin ketakutan, dan membuat Arji serta Joko menarik Bimo jauh dari Luna. Joko berseru, "Kamu ini ya, Bim. Udah tahu Luna itu orangnya jutek. Kamu mau ditonjok kaya Arji."
Arji menyahut, "Iya, bener. Lu siap dipukul sama dia."
Bimo menjawab, "Akus siap terima apa aja dari Luna, Miya, atau Ruko."
"Huh?" ketiga perempuan itu terkejut akan pernyataan yang disampaikan Bimo.
Luna, Miya, dan Ruko berseru serentak, "Ihh, jijik ah, Bimo!"
Bimo menurunkan kacamatanya kembali dan membenarkannya, "Maaf. Terlalu terbawa suasana. Jadi gimana? Kalian oke-oke aja nggak sama rencana ini?"
Arji dan Joko berseru serentak, "Tentu."
Luna berseru, "Aku... nggak ada kegiatan sih pas libur seminggu. Jadi..." dia berhenti berseru untuk sejenak lalu membuang pandang dan kembali berseru, "... Aku ikut."
Miya dan Ruko melihat Luna yang bermuka merah. Keduanya tersenyum besar dan dengan serentak berseru, "Kami juga ikut."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hari pun berjalan dengan biasa. Semua murid mempersiapkan banyak hal untuk festival.
Tepat sebelum jam istirahat, kelas sebelas dengan serentak di panggil secara satu-satu ke ruang UKS untuk memeriksa kesehatan setiap bulan.
Waktu kelas sebelas MIPA A pun datang, Miya memeriksa berat, tinggi badan. Lalu, dokter sekolah juga memeriksa gigi serta kulit.
"Oh, Anermia", dokter itu pun berseru.
"Iya, Dokter Fania?" Miya menjawab panggilan dari
"Kamu lagi sering makan manis-manis ya?"
"Huh? Enggak dok."
"Lalu mengapa gigimu berlubang?"
Miya terkejut dan menutup mulutnya, "Masa sih dok?"
Dokter Fania hanya menganggukkan kepalanya menyatakan benar.
Miya menatap ke atas ruangan sambil menutup mulutnya. Ia pun mulai berpikir, Masa sih karena aku makan Kopiko? Kalau nggak makan aku bakal gampang ketiduran dikelas.
"Adek Anermia?"
Miya terbangun dari lamunnya, "Iy... iya dok?"
"Kami dokter sekolah tidak memiliki peralatan yang lengkap, maka dari itu kami sarankan kamu segera ke dokter setelah liburan selesai ya."
Miya membuka tangannya dan berseru, "Huh? Nggak bisa pas liburan?"
"Oh, sudah pasti tidak. Dokter-dokter pasti semua pada pulang kampung."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Waktu berlalu dengan cepat, istirahat pun dimulai jam setengah satu. Keenam pelajar Trismara berkumpul untuk makan bersama.
"Gigimu berlubang?" tanya Ruko kepada Miya yang menidurkan kepalanya ke meja kantin tempat mereka duduk.
"Makanya udah dibilangin jangan sering-sering makan Kopiko. Ngeyel dibilanginnya sih", seru Arji sambil menodongkan sendoknya ke arah Miya.
Luna membalas, "Kamu peratiin dia saat kelas?"
Arji menjawab, "Gimana bisa nggak peratiin? Orang dianya ada di dua baris kedepan dan 4 kolum dari kanan gua."
Miya memutarkan kepalanya sembilan puluh derajat ke arah semua temannya karena ia berada dipaling pinggir meja yang berdekatan dengan tembok, "Wuaaa, gimana ini? Masa aku nggak bisa makan manis-manisan lagi?"
Arji dengan blak-blakannya berseru, "Lu udah manis, Miya. Nggak usah makan yang manis-manis lagi."
Pernyataan itu membuat MIya terbangun dengan muka yang merah.
Luna dan Ruko memandang Arji dengan muka terkesan. Luna pun berseru, "Arji..."
Namun diselak oleh Bimo, "Ha ha ha, kamu bisa aja, Ji" sambil menepuk pundaknya.
Arji berseru, "Biasa aja. Aku juga sering blak-blakan ke kalian juga kan."
Pada akhirnya, Luna pun bisa berseru kepada Arji, "Oi, kamu itu orangnya ternyata suka nge-joke kaya giyuan, huh? Kayaknya nggak pernah tuh sama aku atau Ruko."
Arji menjawab pertanyaan Luna dengan blak-blakan lagi, "Kalau lu berdua belom manis. Makan manis-manisan sana."
Luna dan Ruko dengan serentak menendang kaki Arji dengan kecang, membuatnya mengangkat dengkulnya dan menyenggol meja. Tanpa banyak suara, setiap makan mereka berenam terlempar ke atas dan menampar muka mereka.
Joko yang sedang makan dengan santai tanpa berinteraksi pun juga ikut terkena imbasnya.
Semua orang disekitar mereka melihat mereka semua tertutupi makanan mereka masing-masing. Dikarenakan Arji, Bimo, Joko, Miya, Luna, dan Ruko adalah anak-anak terkenal, setiap orang disekitar mereka tidak berani untuk tertawa. Suasana kantin pun hening.
Tak lama kemudian, Arji pun tertawa berbahak-bahak. Semuanya pun mengikuti.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Seusai istirahat, Arji menghampiri Luna dan Ruko. Ia pun berseru, "Yang... tadi itu gua yang bayar deh ya."
Ruko berseru, "Serius? Yes! Aku..."
Luna menutup mulut Ruko dan berseru, "Kamu sinting ya? Mahal tahu. Mendingan kita bertiga yang bayar. Kan salah kita bertiga juga."
Dengan muka terkejut, Arji membalas, "Wow. Pertama kalinya gua liat lu sangat bijak begitu."
Tanpa basa-basi, Luna berseru, "Jangan salah ya. Aku ini juga terkenal sama kaya kamu. Akuharus jaga image juga."
"Ah, jadi gitu", Arji menutup percakapan mereka dengan berseru, "Hari Sabtu kita masih ada klub. Kalian ikut kan?"
Luna berseru, "Liat aja besok."
Lalu Luna melepaskan tangannya dari mulut Ruko, membuat Ruko menjawab, "Ya, tentu."
Arji melambaikan tangan sambil meninggalkan mereka berdua. Ia berseru, "Baiklah sampai jumpa besok."
Luna dan Ruko melambai balik. Ruko pun berseru dengan Luna, "Kamu sadarkan aku ini lagi nggak banyak duit?"
Luna menjawab dengan tenang, "Makanya kita split unutk kali ini. Jadi kamu bisa gunakan hari kencanmu untuk tidak banyak mengeluarkan duit."
Ruko tersenyum lebar, "Kamu licik juga ya Luna."
Luna membalas senyuman Ruko dengan senyum balik.
NEW Quest/Goal:
Main: Having Fun
- Get a new room for the club. ✓
- Keep Luna Safe ✓
- Make the girls happy
- Eid Al-Fitr Holiday Date
Independence Day Quest
- Finish Preparation for Independence Day
1 vs 1
- Arji vs Luna: Top one
Side: [Redacted]
Please log in to leave a comment.