Chapter 39:
The Triple Date
Hari kedua kencan semingguan pun tiba. Ruko merasa gembira karena ia memberi anjuran untuk pergi ke, "ANCOOOOL"
"Keliatannya ada yang senang banget nih", seru Joko.
"Pastinya lah! Aku sudah lama nggak kesini."
"Aku senang kamu bisa menikmati dirimu berada disini."
"Hehehe."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Saat berada di Restoran Keluarga dekat Kebun Binatang Ragunan
"HAH!" dengan percaya diri, Ruko menaruh tiga pudding dengan rasa yang berbeda.
"Pudding! Ini permainanku!"
Bimo bertanya, "Oke, jadi gimana mainnya?"
Ruko pun berseru, "Seperti permainanmu Bimo! Aku hanya ingin tahu kalian suka pudding apa!"
Arji, Bimo, dan Joko menatap ketiga pudding yang berada di depan muka mereka. Mereka pun dengan serentak memilih. Saat terpilih Luna dan Miya terkejut, Luna berseru, "Wow, kalian suka coklat?"
Bimo yang duduk didekat jendela berseru, "Eh... kami tidak pernah merasakan rasa yang lain selain coklat."
Joko yang duduk ditengah melanjutkan seruan Bimo, "Iya. Kami tidak pernah merasakan rasa strawberry atau susu."
Arji yang duduk jauh dari jendela menutup seruan dengan berkata, "Dari suaranya saja, strawberry dan susu tidak cocok untuk pudding. Kami tidak berani pilih yang lain."
Saat mendengar jawaban itu, Luna menggoda Ruko, "Denger tuh Ruk. Mereka bertiga pengen kencan sama kamu."
"Threesome?!" Miya terkejut dan berseru dengan entengnya.
Ketiga laki-laki itu pun menyadari kalau mereka baru saja membuat muka Ruko merah, bermata spiral, dan kepala berasap.
Joko berseru, "Eh... Bim, Ji. Aku yang pilih coklat deh yah. Kalian pilih yang lain."
Bimo memilih strawberry, dan Arji memilih susu.
Luna berseru kepada Bimo, "Congrats! Kamu kencan sama aku", dengan suara sarkas.
Bimo menyahuti dengan suara halus, "Hmm... Sangat tidak disangka. Aku kira kamu yang suka pudding susu."
Luna bingung dan menjawab, "Huh? Maksudmu?"
"Soalnya strawberry tuh nggak kamu banget."
Dikarenakan Luna duduk tepat di depan Bimo, ia dengan mudahnya menendang kaki Bimo.
"Awww", teriak Bimo kesakitan.
Semuanya pun tertawa dan menikmati makan siang mereka.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kembali ke waktu sekarang
Tanpa basa-basi, Ruko langsung membuka bajunya. Joko berteriak, "Eh. Eh. Eh. Buka bajunya kenapa di..."
Ruko melempar bajunya kearah Joko yang sedang membawa tikar dan cooler. Ruko berseru, "Tenang saja! Aku udah pake baju renang kok!" Dengan senyuman yang lebar mengarah ke Joko.
"Untung nggak ada angin kenceng. Bajumu bisa terbang kalau kamu lempar begitu saja."
"Hahaha, santai saja sih!" Teriak Ruko sambil berlari ke air.
"Jangan anggap ini santai, Ruko. Kalau saja ada orang mesum, baju hilang loh!"
Muka Ruko berubah seketika. Dia memutarkan badan dan berseru, "Me... mesum?"
"Jangan bilang kamu nggak pikirin yang kaya gituan?"
Muka Ruko semakin lama semakin pucat, ia pun mendekati Joko dan mengambil bajunya kembali. Ia menatap Joko dan berseru, "Aku akan taruh ditasku. Tolong jaga tempat kita."
Joko menatap Ruko, memutarkan matanya sambil menghelakan nafas. Lalu dia berseru, "Anak itu."
Beberapa menit kemudian, Ruko kembali dan melihat bahwa Joko telah selasai menata tempatnya dengan Ruko untuk bersantai.
"Aku nggak nyebur ya. Aku takut masuk angin", seru Joko yang suda mengganti bajunya.
"Lah, kamu kok...?"
"Aku nggak sewa loker. Bajuku ada disini di tasku."
Ruko tidak puas dengan jawaban itu maka ia bertanya lagi, "Bukan, bodoh, gimana kamu ganti baju?"
"Oh... Aku juga sama sepertimu. Baju santai aku double dengan baju biasa. Jadi tadi aku tinggal buka baju saja."
Ruko masih tidak puas namun dia bergegas ke sisir pantai. Joko menatapinya sambil tidur-tiduran di tikar yang dia sudah siapkan.
Joko pun berpikir, Aku berharap aku bisa ke sisir pantai itu tanpa memikirkan apa pun. Aku tidak suka dengan ini. Haruskah aku kenakan pelindung rambut?
"Joko! Lihat aku!" Pikiran Joko terhambat saat Ruko berteriak ke arahnya. Saat Joko melihat ke arah Ruko, ia terkejut seperti baru saja melihat hantu karena Ruko baru saja menuangkan seember kecil air pantai.
"Ha ha ha, ngidam apa kamu!" seru Ruko sambil tertawa berbahak-bahak.
Ruko tidak melihatnya, namun Joko melakukan sesuatu dengan cepat sebelum dilihat Ruko kembali. Saat Ruko membuka mata dari tawaannya, ia melihat Joko yang bermuka agak kesal.
"Ruko, kamu bisa membuat orang jantungan loh karena itu. Apa lagi jikalau airnya dingin."
Ruko melanjutkan tawanya dan berseru, "Maaf, maaf. Aku hanya ingin iseng saja."
Dengan tonasi yang sama dengan Ruko, Joko berdiri dan mendekatinya. Ruko berhenti dari tawanya, berjalan mundur, dan kebingungan. Joko pun berseru, "Iseng ya?"
Ruko mengangkat kedua tangannya untuk menghentikan Joko, "Tunggu! Aku hanya bercanda, Joko. Bisakah kita bicarakan ini?" Namun Joko tetap berjalan mendekati Ruko tanpa bilang satu patah kata pun.
"Joko? Joko?! JOKO!" Ruko ketakutan. Lalu Ruko tersandung dan jatuh. Saat mendarat di pasir, Joko pun mengikuti, dan menahan Ruko untuk tidak bergerak dari posisinya.
"Uwaa. Uwaaaa. Joko, kamu... Kamu", saking takunya, Ruko menutup matanya.
Saat Ruko membuka matanya, ia melihat Joko yang tersenyum lebar dan berkata, "Balasan karena kamu iseng."
Muka Ruko memerah, bermata spiral, dan kepalanya mengeluarkan asap.
Joko pun bangkit dan duduk disebelah Ruko. Ia berseru, "Kamu suka iseng sama cowo-cowo disekolah kan? Gimana rasanya sekarang setelah aku balik isengin?"
Ruko, yang masih berada di posisi jatuhnya dan ekspersi yang sama, berseru, "Kamu jahat banget."
Kencan Ruko dan Joko pun berjalan lancar hingga matahari mencapai titik tertinggi. Mereka berdua pun bertemuan dengan yang lain.
Ruko langsung berlari mendekati Luna dan Miya. Ia menarik tangan mereka dan kabur.
Miya kebingungan, "Uwe? Ruko. Kamu kenapa?"
Luna juga kebingungan, "Kenapa kamu narik kita menjauh?"
Bimo dan Arji melihat kejadian itu dan mendekati Joko.
Bimo pun bertanya, "Ada yang terjadi?"
Dengan muka yang sangat senang, Joko berseru, "Revenge was served."
"Kamu terlalu menikmati ini, Jo", seru Arji dengan sedikit cekikikan.
"Mau share di Adapa seperti kemarin apa yang terjadi dalam kencan kita?" Tanya Bimo yang membawa tikar dan cooler.
"Boleh", seru Joko.
"Eh..."
"Ada apa, Ji?" tanya Bimo.
"You know what. Gua nggak bakal malu. Tapi kalian jangan ketawa ya!"
Bimo dan Joko melihat satu sama lain dan berseru secara serentak, "Tentu saja."
Ketiga perempuan itu pun kembali dan Miya berseru kepada ketiga laki-laki tersebut, "Kita makan di restaurant seafood dekat sini yuk!"
Bimo menjawab, "Oke! Kami akan nyusul."
Lalu Bimo kembali ke topik pembicaraan karena melihat Joko basah, "Oh iya, kenapa kamu lepek? Bukannya kamu tidak ingin membuat Ruko ketakutan dengan... itu?"
"Ini tingkahnya Ruko. Untungnya dia tidak melihat saat aku memasangnya kembali."
Arji pun berseru, "Lain kali berhati-hati. Saat Ruko jahil, kamu tahu kamu akan mengalami hal yang buruk."
Joko menjawab Arji, "Iya! Aku tahu kok."
Affection:
Joko to Ruko: ↟ 30
Please sign in to leave a comment.