Chapter 40:
The Triple Date
Setelah kencan hari kedua selesai semua pulang dengan selamat. Ketiga perempuan melakukan hal yang sama seperti hari pertama, namun ketiga peremupan itu tidak mengetahui bahwa ternyata ketiga laki-laki itu juga melakukan hal yang sama.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
The Bros
Bimo H.
Jadi gimana tadi?
SiPalingTamvan
Gw terakhir aja lah ceritanya. Beneran malu gw.
Bimo H.
Kalau gitu, Joko duluan.
JaWerGJR
Ok
(1 Jam Joko bercerita)
Bimo H.
Kasihan Ruko, Jo. Dia masih kecil.
SiPalingTamvan
Wkwkwkwk
JaWerGJR
😝
Bimo H.
Ya sudahlah, jangan bahas orang dari belakang. Nanti kena karma.
Sekarang aku yang cerita ya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Di pagi hari, hari kedua dari minggu kencan. (Bimo dan Luna)
"Hey, Bimo. Aku dengar kamu pernah kesini?" Tanya Luna.
Bimo menatap Luna dengan membenarkan kacamatanya dan mejawab, "Tentu. Aku... pernah tinggal dekat sini."
Sebelum melontarkan pertanyaannya, Luna berpikir, Sebaiknya aku tidak perlu bertanya kenapa. Pasti itu ada hubungannya dengan keluarganya.
"Oh, begitu. Ya sudahlah, ayo kita langsung saja ke pesisir pantai", seru Luna sambil berjalan membawa Cooler.
Bimo terdiam sebentar dan tersadar kembali saat mendengar hentakan suara jalan Luna yang menjahuinya, "Eh? Tunggu Luna!"
Sesampainya di pesisir pantai, Luna pergi ke kamar ganti baju untuk mengganti bajunya. Bimo pun juga melakukan hal yang sama setelah Luna kemabil menemuinya untuk bergantian mengawasi barang-barang mereka.
Setelah Bimo kembali, ia berseru sambil memberikan tangannya kepada Luna, "Mau berenang?"
Luna melihat tawaran Bimo dan Luna pun berseru, "... terserah", dan memegang tangan Bimo.
Ia pun berdiri dan mengikutinya dari belakang. Pikir Luna, Bimo... Romantis? Nggak mungkin.
Saat berada dekat air, Bimo pun berusaha untuk berenang menggunakan kacamata berenangnya dan juga cincin renang. Fakta ini membuat Luna terkejut, "Bimo... kamu nggak bisa berenang?"
Bimo dengan malu berseru, "Lah katanya tahu aku pernah kesini? Aku ini bisa berenang."
Luna menyilangkan tangannya dan bertanya, "Baru... sekali kesini?"
Membuang mukanya, Bimo berseru malu, "I... Iya..."
Luna menghela nafas dalam-dalam dan mendekati Bimo. Bimo pun kebingungan, "Eh? Luna kamu ngapain?"
Luna menggenggam cincin renang itu dan melepaskannya dari Bimo. Lalu ia melemparkannya jauh dari air dan dekat dengan tikar mereka.
Bimo berteriak, "Uwwaaaa, Luna. Apa yang kau laku... bloop... bloop..."
Luna melihat Bimo dengan gundah dan berpikir, Malu banget anjir. Cowo gua kayak gini.
Luna pun memegang kedua lengan Bimo dan mengangkatnya. Bimo menghela nafasnya berbahagia, "Oh my god. Aku kira aku akan tenggelam."
Luna yang kesal berseru, "Bim, ini masih cetek. Kamu mau aku tampar ya?"
Bimo merenggangkan kakinya dan berdiri. Ia menatap air laut yang tingginya masih seperutnya.
"Oh... Hehehe. Maaf Luna", Bimo berseru sambil mengusap-usapkan kepalanya dan membuangnya karena malu.
Dengan sekejam mata, Luna mengetuk kepala Bimo dengan pelan. Bimo tidak bereaksi banyak namun setelah itu, Bimo memegang tangan Luna. Bimo menariknya ke dadanya dan berseru, "Maksaih ya, Luna. Maaf karena aku bukan seperti Arji atau Joko yang pemberani."
Selama adegan itu Luna hanya bisa memandang dan perlahan-lahan mukanya memerah. Ia pun berseru setalh Bimo berseru, "I... Iya, sama-sama."
Namun dihatinya, ia berpikir, Bimo beneran bisa jadi romantis? Luna. Stop! Kamu kenapa mikir seperti ini?
Untuk menyadarkan diri dari pikiran tersebut Luna menggelengkan kepalanya namun tindakan tersebut membuat air di rambutnya muncrat kemana-mana, termasuk Bimo.
"Luna! Rambutmu!"
"Oh maaf. Aku tidak sengaja."
Setelah itu, Luna mengajak Bimo untuk belajar berenang dan diakhir hari kencannya, Bimo pun bisa berenang. Hari itu pun berakhir dengan pengalaman yang Bimo tidak akan lupakan karena tidak hanya ia berhasil melakukan renang bebas, tetapi ia juga mendapatkan pengalaman diajar oleh seorang wanita.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
The Bros
SiPalingTamvan
Bim, lu nggak ngiler kan?
Bimo H.
Nggak! Nggak mungkin.
SiPalingTamvan
Sure, buddy. Nggak mungkin lu nggak mikirin yg mesum2 abis kejadian gitu sama Luna.
Jgn kira kita berdua nggak tau apa isi kepala lu.
Bimo H.
Iye. Iye. Aku jujur, aku sedikit ngiler.
JaWerGJR
Kamu bisa2 aja yah, bikin mrk ber3 berpikir kamu polos. Hahaha
Bimo H.
Bisa dong!
JaWerGJR
Arji? Gimana ceritamu?
SiPalingTamvan
For record. Gw masih malu ye.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Di pagi hari, hari kedua dari minggu kencan. (Arji dan Miya)
"Yeay, kita berduaan lagi", seru Miya girang dan melompat-lompat karena kencan bersama Arji lagi.
"Lu membuat kalimat itu terdengar aneh, Miya", seru Arji yang sedang membawa cooler, plastik sampah, dan tikar.
Miya berhenti dari larinnya untuk menghadap Arji. Miya mendekati Arji dan memeluknya, "Ihhh gemes deh!"
"Miya, stop! Barang-barang yang gua angkut nanti jatuh!" seru Arji dengan nada khawatir.
"Hehehe. Ayo! Kita pengen naik kapal kan? Nanti ngantrinya lama loh!" Miya memberikan tangannya dan menawarkan gandengan.
Arji ingin sekali menerimanya namun, "Miy, lu nggak liat apa ya gua bawaannya gimana ini? Gimana gua bisa gandengan tangan sih?"
Momen romantis pun berujung menjadi momen yang canggung.
"Oh iya. Hehehe, maaf", sangking malunya, Miya pun membuang muka dan mengusap kepalanya.
Mereka pun menemukan tempat teduh yang bagus untuk ditempati. Setelah menata tikar dan barang-barang mereka, mereka bergegas menuju ke antrian boat tour yang dapat dinaikii sekitar sepuluh orang.
Sesampainya diantirian, "Uwaaa, kita paling terakhir", Miya bersedih karena mereka mendapat antrian terakhir.
"Napa nangis sih? Gini doang kok nangis", Arji berseru dengan tangan yang dimasukan kedalam kantongnya.
"Iiiiih, Arji! Aku sedih bukannya disenengin, malah bikin kesel sih!" Seru Miya sambil memukul Arji secara pelan.
Arji tersenyum dan merangkul Miya, "Heh. Kalo marah-marah kaya gitu cepet tua loh. Dah lah, nunggu juga nggak mungkin sampe sejam lebih. Santai aja sih. Nikmati antrian ini."
Lima belas menit pun berlalu dan giliran Miya dan Arji pun tiba dengan emapt orang yang lain. Dengan senang, Miya menarik Arji untuk duduk paling depan kapal, "Arji, ayo duduk paling depan!"
Arji yang ditarik tangannya berseru terang, "Oi, Miya! Aku bukan barang yang gampang ditarik!"
Mereka pun duduk di bagian kapal yang paling depan dekat dengan orang yang mengarahkan arah kapal berlayar.
"Permisi, mas, kami boleh duduk di dekat mas, tidak?" Tanya Miya dengan lembut.
"Tentu saja neng jelis", jawab orang tersebut.
"Terima kasih, mas", seru Miya dengan bersemangat.
"Te... terima kasih", dan Arji hanya bisa mengikuti.
Mereka pun duduk bersebelahan dengan mesranya. Dimana Miya memeluk lengan Arji dengan erat dan bersender ke pundaknya.
Arji merasa malu, hatinya berdebar, dan ia pun berseru, "Miya...?"
"Shhh... Kita sedang menikmati dengan mesra. Arji jangan tegang", Miya menaru telunjuknya di bibir Arji dan membuat muka Arji memerah.
Arji bertanya dipikirannya, Ini Miya kenapa sih? Dia kayaknya mesra banget. Aku jarang-jarang liat dia kaya gini... Gua bilang gitu, tapi gua udah sering liat dia dengan semua ekspresi.
"Arji... kamu tahu nggak?"
"... tahu apa?"
"Hari ini... Ulang Tahunku."
Mendengar itu, Arji dengan cepat berseru, "Ah... aku tidak tahu itu. Selamat ulang tahun, Miya."
Saat Arji berseru itu, Miya pun menatap Arji dan berbisik, "Maka dari itu... Hari ini... Aku... boleh... sedikit lebih... bucin... boleh kan?"
Mendengar permintaan itu, kepala Arji langsung mati rasa. Ia tidak dapat berpikir lurus dan membatu.
Miya pun menutup matanya dan kembali ke posisi semulanya dimana ia bersenderan di pundak Arji.
Dan selama sepuluh menit, Arji dan Miya berada diposisi itu tanpa bergerak sama sekali. Saat perjalannan perahu itu selesai, Miya kembali menarik Arji dan melanjutkan kegiatannya dengan berenang.
Namun, "Miya... Aku nggak dulu deh ya. Aku mabuk laut tadi."
"Oh astaga, aku tidak tahu kalau kamu mabuk laut. Mau ku bantu?"
"Tidak perlu. Aku ke toilet sendiri saja. Kamu silahkan bersenang-senang di pantai tanpa aku."
"Kamu bener nggak apa-apa? Kamu bahkan tidak menggunakan "gua", "elu"."
"Iya... gua nggak apa-apa sendiri."
Arji pun meninggalkan Miya sendiri dan berjalan menuju toilet sambil berpikir, Gila cuy, nggak nyangka Miya bakal jadi sangat ganas hari ini. Gua harus tahan kepanasaan ini. Perasaan cinta ini harus tidak lebih dari sekedar persahabatan. Kalau gua jatuh cinta sama Miya, apa kata Luna.
Setelah kejadian itu, Arji kembali dan menikmati sisa hari kencan besama Miya sebelum mereka bertemu dengan yang lain.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
The Bros
Bimo H.
Kamu sebut itu memalukan?
JaWerGJR
Tenanglah, Bim. Ini pertama kalinya Arji merasakan cinta lagi.
SiPalingTamvan
... Jo.
JaWerGJR
Bener kan? Aku nggak salah.
SiPalingTamvan
Ya sdhlh kita harus fit bsk. Tidur yang nyenyak ya! Gw hrs siapain game gw bsk.
Bimo H.
Kalian malam ini gimana?
JaWerGJR
Aku pindah. Tempat sebelumnya sudah disarangi rakun.
SiPalingTamvan
Bapak gw lagi pergi tau kemana. Jadi gw tidur dirmh.
Kalo lu, Bim?
Bimo H.
Abis selesai ngajarin anak les dan adik2ku.
SiPalingTamvan
Abis itu langsung tidur ya, Bim. Jgn smp bsk lu tepar!
Bimo H.
Yo, sudah pasti.
Knowledge unlocked
Miya's Birthday: August 14th
Affection:
Luna to Bimo: ↟ 20
Miya to Arji: ↟ 50
Arji to Miya: ↟ 70
Mystery's Unveiled:
Arji's, Bimo's, and Joko's life situations.
Please sign in to leave a comment.