Chapter 45:

Semingguan kencan: Arcade World (Bagian 1)

The Triple Date


Seusai kencan hari ke empat, semua anggota Tirsmara pulang ke tempat mereka masing-masing. Saat berada ditempat masing masing mereka pun bertukar pesan dalam grup chat Adapa.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Klub Trismara

ABC~manis
Tes
Maaf guys, aku baru saja ngechat pertama kali. Hehehe

GJRJaWer
Santai aja, Miya. Kamu nggak perlu buru-buru kok.

Luna
Oh iya, dua hari yang lalu, kita pertama kali liat sesama profil. Aku pengen tanya, kenapa nama profilmu GJRJaWer, Joko?

GJRJaWer
There are many meanings within this name, yet there is so little time to explain.

Luna
Jijik, Jo!

Ryuuuchi
Jijik, ih, Joko!

ABC~manis
Hahahaha, Joko. Bisa-bisa aja kamu!

Bimo H.
Itulah Joko kita.

SiPalingTamvan
Memang! Si Joko.

Luna
Setidaknya nggak kaya si narsis satu ini.
Nama profil malah nama nggak jelas. Apaan coba paling tamvan?

SiPalingTamvan
Cemburu lo? 🤪
Lu bisa ganti juga, cuy. Jadi SiPalingPinter.

Luna
Aneh lu!

GJRJaWer
Udah lah ya. Sekarang aku akan jelasin gameku buat besok! Kita akan menggunakan grup ini ya.
Kalian siap?

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Permainan Joko mudah!
Pernahkah kalian bermain permainan yang bernama Ludo Enam? Yup!
Joko menemukan game kecil yang terarsip dengan aplikasi Adapa dan Joko menentukan dari juara pertama dari sisi laki-laki akan berpasangan dengan juara pertama dari sisi perempuan dan seterusnya.

Setelah melakukan permainan selama sejam lebih, mereka pun dapat pasangan mereka untuk kencan besok pagi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Klub Trismara

Game Over
1. GJRJaWer
2. Ryuuuchi
3. ABC~manis
4. SiPalingTamvan
5. Bimo H.
6. Luna

GJRJaWer
Jadi kita sudah dapet ya pasangannya.

Luna
KAMPRET LU ARJI!

SiPalingTamvan
Gw slh apa lg dah?

Luna
LU NARGET GW MELULU YA!

SiPalingTamvan
Apa sih? Kan namanya juga game doang.

Bimo H.
Jangan marah-marah gitu dong, Luna.

ABC~manis
Seru banget, Joko. Kita main lagi yuk lain kali.

GJRJaWer
Tentu saja, Miya.

Luna
Kalo main lagi. Gua bakal kalahin lu, Arji!

SiPalingTamvan
SALAH GUA APA, ANJING?

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pada hari kencan
"Arcade world, huh?" Seru Ruko kepada Joko.
"Yup. Aku baru inget kalo ini pertama kalinya di kelas sebelas aku kesini lagi. Setiap tahunnya aku kesini buat mencoba kalahin semua record baru."
"Kamu maniak gamer ya. Sangat keren."

Tidak ada beberapa detik masuk gedung, Joko langsung dikerumuni banyak orang.
"Wuaaah, Jawer! Kakak mau kalahin record siapa lagi?!"
"Pahalawan gamer kita balik lagi!"
"YEAAAH, temen Strike Force gua balik lagi."
"Go, Jawer! GO!"

Terkejut dengan reaksi banyak orang terhadap Joko, Ruko hanya bisa berpikir, Gile! Dia beneran terkenal di sini. Kencan kita gimana?

Ruko mencubit bagian tudung jaket Joko dan menariknya dari kerumunan, "Ehhh, Joko?"
Joko melihat wajah Ruko yang cemas, setelah itu menatap ke kerumunan dan berseru, "Maaf kawan-kawan, hari ini nggak dulu ya. Aku pengen temenin pacarku main biasa saja."
Mendengar itu, muka Ruko memerah, mata berspiral, dan kepalanya mengeluarkan asap. Sedangkan kerumunan meloto dan membatu mendengar Joko berseru pacar.

"Ayo, Ruko. Kita jalan-jalan dan bermain bersama."
Ruko terdiam dan hanya mengangguk menyatakan setuju selagi masih mempertahankan sikap tubuh yang sama.

Setelah sudah agak jauh dari kerumunan, Joko berseru, "Maaf ya, Ruko. Aku tidak pernah bilang seberapa gilanya tempat ini kalau aku datang."
Ruko membalas, "Hmm... Nggak apa-apa kok, Joko", namun didalam hatinya, ia menjerit seperti sedang terjepit, Iiiih, Joko! Kenapa kamu manggil aku pacarmu dengan enteng banget. Mereka kan orang asing.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Miya dan Arji berada di bagian paling dalam gedung, sedang mengendarai 3D Theare Ride. Keduanya terlihat bersenang senang, dimana Arji berteriak seperti perempuan ketakutan, sedangkan Miya teriak bergembira.

Seusai permainan wahana tersebut, Miya dan Joko turun dari wahana. Miya terus bergirangan karena ini pertama kalinya dia menaiki wahana tersebut, sedangkan Arji bergetaran.

"Arji? Kamu nggak apa-apa?" Seru Miya dengan muka yang cemas menatap Arji dari dekat.
Arji menatap balik Miya dengan muka yang lelah, dan mengagumi kencatikan Miya yang sedang berarada didepan mukanya.
"Arji?"

Arji langsung kembali ke dirinya yang semula dan berdiri tegak, "Aku nggak apa-apa, Miya. Santai saja!"
Miya memeluk tangan kanan Ajri dan berseru, "Serius? Mukamu lesuh banget barusan."
Arji membuang muka dengan perasaan malu karena ia berpikir kalau ini hal yang memalukan, dimana Miya lebih berani menaiki wahana permainan daripadanya.

"Aku serius, Miya. Santai saja sih!"
"Oke... Kalo kenapa-napa, bilang ya! Aku marah kalau kamu nggak ngomong."
Saat berseru begitu, hati Arji berdebar dan mukanya sedikit mereh. Ia pun berpikir, Miya udah mulai buat kepalaku berpikir aneh dan membuatku berubah jadi bucin nih. Dia nggak mainnin perasaan gua kan?

Arji menatap Miya kembali membuat Miya bingung, "Heh?"
Arji bertanya, "Miya... Kamu... Beneran suka ya... sama aku?"
Miya terkejut dengan pertanyaan tersebut dan berseru, "Apa sih? Sebagai teman pun aku khawatir sama kamu! Kok sampe gitu pikiranmu."
"Habisnya... Ini sudah kedua kalinya kamu membuat hatiku berdebar nggak karuhan. Seperti kamu sedang memberikanku kode."

Pernyataan itu membuat muka Miya memerah, dan Arji melanjutkan, "Kalau memang ada kode lembut atau keras dari kamu. Sorry ya... Yang bisa baca yang kayak gituan cuman Joko. Aku payah ngerti kode cewe."
Semakin lama Arji berseru, semakin merah wajah Miya.

Arji terus melanjutkan seruannya, "Jujur saja. Seperti yang ku bilang pas pertama kali kita lakuin eksperimen ini, aku nggak terlalu setuju. Tapi Bimo bilang dengan klub ini, nilai kita bisa sedikit naik kan? Aku tidak pernah berpikir aku bakal punya perasaan besar dengan kamu."

Miya meluap dan mengeluarkan asap dari kepalanya.
Arji masih saja melanjutkan, "Aku harap kamu nggak merasa bersalah, Miya. Ini hanya perasaanku saja, kalau memang kamu tidak punya perasaan terhadapku dan hanya melakukan ini sebagai teman, aku menerimanya dengan lapang dada."

Seusai pidatonya, Arji akhirnya menatap Miya yang meluap dengan muka merah.
Arji mengucapkan maaf secara bercanda, "Eh... Gua blak-blakan ya? Maaf..."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sementara itu, Bimo dan Luna sedang berada dibagian timur dari gedung tersebut bermain permainan derek untuk mendapatkan boneka.
"Bim, serius kamu mau dapetin itu buat aku? Ini udah sepuluh kali main loh. Nggak abis nanti kreditnya?"

Bimo dengan serunya menunjuk Luna dan berkata, "Kamu tenang dulu saja, okay! Aku sedang fokus!"
Setelah itu, Bio kembali ke gamenya.
Luna menatap muka Bimo yang sangat kesal sebelum ia kembali bermain dan berseru, "Hey, kamu ini terlalu memaksa. Nanti..."

Bimo menyela dan berseru, "Kreditnya dipegang sama Joko! Dia basically punya gedung ini! Dia bisa dengan mudahnya meminta pemain lain buat beli kredit buat dia."
Luna dengan gelisah berkata, "HUH? Dia kaya boss preman di gedung ini?"
Bimo masih fokus dengan gamenya membalas pertanyaan Luna, "Nggak juga. Kalo ketemu sama dia nanti liat aja, seberapa banyak orang memujanya."

Luna langsung berandai-andai jika dia pergi kencan dengan Joko saat ini. Di benaknya, Luna melihat Joko seperti selebriti yang tidak dapat didekati dengan pengawal kekar. Luna memelototi lantai dengan tegang karena ia berpikir keras.

Disaat itu, Bimo akhirnya berhasil mendapatkan boneka untuk Luna. Ia pun berteriak, "YEAAAAH. AKHIRNYA!"
Teriakan Bimo membuat Luna sadar kembali dari lamunannya. Bimo langsung memberikan boneka itu dan berseru, "Ini Luna! Aku ingin sekali memberimu ini! Ini adalah tanda terima kasihku karena kamu sudah mengajariku caranya berenang."

Luna menatap muka Bimo yang terlihat seperti anak yang sangat murni. Ia pun menutup mukanya dengan boneka yang diberika Bimo dan berseru, "Iya... terima kasih."
Namun dipikirannya Luna, Bimo bisa juga ya bikin hati aku deg-degan. Bisa-bisanya dia terlalu polos banget sih!

Affection:
Joko to Ruko: ↟ 20
Miya to Arji: ↟ 60
Arji to Miya: ↟ 30
Bimo to Luna: ↟ 10

Sota
icon-reaction-1
MyAnimeList iconMyAnimeList icon