Chapter 5:
マイラリーの復讐
Malam itu, MyraLie kembali ke desa dengan kekuatan baru yang mengalir dalam tubuhnya. Perasaan marah dan dendam yang telah lama terpendam kini menemukan salurannya. Dia siap untuk membalas dendam pada mereka yang telah merendahkannya selama bertahun-tahun.
Dengan langkah tenang namun mematikan, MyraLie menuju rumah-rumah teman sekelasnya yang dulu sering menertawakannya. Dia mulai dengan salah satu yang paling keras mengejeknya, seorang anak laki-laki bernama Rohan. Dia mendekati rumahnya dalam keheningan malam, dan dengan satu gerakan tangan, MyraLie mengunci seluruh keluarga Rohan dalam ilusi yang mengerikan. Mereka terjebak dalam mimpi buruk yang tampak begitu nyata, membuat mereka merasakan teror yang belum pernah mereka bayangkan.
Rohan, yang dulu memanggilnya "MyraLie si psikopat," kini menangis dan berteriak dalam ketakutan. MyraLie menonton dari bayangan, matanya dingin dan tanpa emosi, menikmati penderitaan yang dia sebabkan. Ketika akhirnya dia melepaskan mereka dari ilusi itu, Rohan dan keluarganya hanya bisa terguncang dalam ketakutan, tidak mampu berbicara atau bergerak.
Kemudian, dia menuju rumah guru-gurunya. Para guru yang dulu merendahkannya kini berlutut memohon ampun. Mereka berjanji untuk tidak pernah lagi merendahkan siapa pun, tetapi MyraLie hanya tertawa dingin. Dia menyiksa mereka dengan cara yang tidak terbayangkan, menggunakan kekuatan sihirnya untuk menciptakan rasa sakit yang tak tertahankan. Tawa jahatnya bergema di malam yang gelap, membuat seluruh desa terbangun dalam ketakutan.
Setiap orang yang pernah merendahkannya merasakan kemarahan dan kekuatan MyraLie. Mereka mencoba melawan, tetapi kekuatan baru MyraLie terlalu besar untuk mereka hadapi. Satu per satu, mereka jatuh di hadapannya, merasakan siksaan yang begitu mengerikan.
Di tengah semua kekacauan itu, Elda datang, mencoba menghentikan MyraLie. "MyraLie, cukup!" teriaknya. "Ini bukan cara yang benar. Balas dendam tidak akan memberimu kedamaian."
Namun, MyraLie tidak mendengarkan. Matanya penuh dengan kebencian dan kepuasan atas penderitaan yang dia sebabkan. "Mereka pantas mendapatkannya," jawabnya dengan suara dingin. "Ini adalah balas dendamku, dan aku tidak akan berhenti sampai semuanya merasakan apa yang aku rasakan."
Elda hanya bisa melihat dengan putus asa saat MyraLie melanjutkan misinya. Dia tahu bahwa dia tidak bisa menghentikan gadis itu sekarang, tetapi dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tetap berada di sampingnya, berharap suatu hari nanti dia bisa membimbing MyraLie kembali ke jalan yang benar.
Malam itu berakhir dengan desa yang hancur oleh kekuatan dan kemarahan MyraLie. Orang-orang yang dulu merendahkannya kini hidup dalam ketakutan, tidak tahu kapan MyraLie akan muncul lagi untuk menghukum mereka. MyraLie berdiri di tengah desa, tawa jahatnya bergema di antara reruntuhan dan tangisan orang-orang yang tersiksa. Dia merasa puas, tetapi di dalam hatinya, ada kekosongan yang tidak bisa diisi oleh balas dendam.
Please log in to leave a comment.